Senin, 02 Maret 2015

makalah inovasi pendidikan



Kajian Teori
2.1  Pengertian Inovasi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya.
Inovasi berasal dari bahasa inggris, innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Inovasi ialah suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara kebetulan saja). Inovasi pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai inovasi dalam bidang pendidikan. Menurut Ibrahim, (1988 : 51) inovasi pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik berupa hasil invensi atau discovery, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan.
Menurut Mahmud Sani (2009:160),  inovasi pendidikan adalah suatu pembaharuan dalam pendidikan baik menyangkut ide, praktek, metode atau obyek dan secara kualitatif berbeda dari hal-hal yang ada sebelumnya dan sengaja diusahakan untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan masalah pendidikan.
Sedangkan Udin S. Sa’ud (2008, 3) berpendapat bahwa inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invensi maupun diskoveri.
Yang dimaksud dengan inovasi seperti yang diungkapkan oleh Sa’ud, juga berlaku pada pendidikan. Sedangkan pendidikan menurut UU No 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilih kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari beberapa pendapat tersebut, inovasi dapat diartikan sebagai segala perubahan yang baru terhadap suatu hal, baik yang sudah maupun yang belum diketahui orang sebelumnya, yang bertujuan untuk memperbaiki, melengkapi, ataupun mengganti hal tersebut agar menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam inovasi pendidikan, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua buah model inovasi yang baru yaitu top-down model dan bottom-up model. Namun jika dilihat lebih rinci, beberapa model akan berbeda seperti berikut :
A.    Inovasi tipe Top Down.
Model Top Down ini sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan, bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik.
B.    Inovasi tipe Bottom Up.
Bisa dikatakan sebagai kebalikan dari sistem di atas. Bawahan akan melakukan improvisasi bahkan inovasi terhadap metode pendidikan untuk menjadi pertimbangan pada pihak yang lebih tinggi agar dijadikan acuan yang baku.
C.   Desentralisasi Pendidikan.
Perjalanan pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis kalau tidak dapat disebut liberal, sesuai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Intinya, Desentralisasi Pendidikan bertujuan untuk memberi sekolah atau sejenisnya untuk membentuk sistem pengajarannya sendiri dengan pengawasan lembaga yang terkait.


D.   KTSP
KTSP yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang bersifat operasional dan dilaksanakan di masing-masing tingkat satuan pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20 Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Sistem ini biasa dilakukan di Indonesia, dibuat di masing-masing sekolah mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan (SI) untuk sekolah dasar dan menengah. Pihak sekolah akan membentuk sistem pengajaran dengan mengikuti garis besar atau aturan main dari pemerintah.
E.    Quantum Learning.
Bisa diartikan sebagai kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Umumnya agen pendidik mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan. Quantum learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.
Cara ini biasa ditujukan untuk membuat suasana menjadi sangat mendukung terjadinya proses masuknya materi begitu mudahnya oleh peserta didik. Penggunaan audiovisual, lab, belajar di luar kelas termasuk kategori ini untuk memberi kesan berbeda daripada kelas yang umumnya selalu di dalam ruangan.


F.    Contextual Teaching and Learning /CTL.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil dalam kelas kontektual, tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada member informasi. Tugas guru mengelolakelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru dating dari menemukan sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola dengan pendekatan kontekstual.
2.2  Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan.
Guru adalah tenaga pendidik yang merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat seperti yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Guru juga merupakan ujung tombak di sekolah yang berhubungan secara langsung dengan peserta didik. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam setiap upaya peningkatan mutu pendidikan serta pelaksanaan layanan pendidikan. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut diatas adalah dengan melakukan pengembangan inovasi pendidikan.
Guru juga merupakan ujung tombak di sekolah yang berhubungan secara langsung dengan peserta didik. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat penting dalam setiap upaya peningkatan mutu pendidikan serta pelaksanaan layanan pendidikan. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut diatas adalah dengan melakukan pengembangan inovasi pendidikan. Peran-peran guru diantaranya :
a.    Menjadi sumber ilmu terdekat.
Selain sumber informasi lainnya, guru mampu menjelaskan hal-hal yang bersifat rinci dan mendetail untuk menjelaskan hal-hal yang mungkin luput atau tidak terlalu dimengerti oleh peserta didiknya. Diharapkan ini mendorong para peserta didik berperan aktif dalam proses belajar-mengajar.
b.    Menjadi supervisor dalam proses pendidikan.
Menjadi pengawas diharapkan suasana pembelajaran dapat dijalankan seoptimal mungkin dan menghasilkan hasil semaksimal mungkin. Ini membuat guru dituntut untuk mengawasi proses pembelajaran agar selalu sesuai dengan visi yang ingin dicapai.
c.    Menjadi partner atau kawan dalam proses belajar.
Guru juga bisa menjadi kawan dalam proses belajar dan mengajar, dimana saat para peserta didik membutuhkan seorang kawan atau partner untuk menyelesaikan setiap persoalan di dalam proses belajar. Ini juga membuat peserta didik mampu melatih komunikasi secara verbal maupun nonverbal demi masa depannya kelak.
d.    Penentu strategi belajar.
Sebagai seorang guru memang dituntut untuk menyiarkan ilmu, guru juga dituntut mampu membaca suasana dan membandingkannya dengan fasilitas yang ada agar mampu menemukan formula yang tepat untuk proses pembelajaran yang efektif. Proses penyampaian ilmu yang tak biasa juga mampu menambah pengetahuan guru itu sendiri dalam variasi tekhnik pembelajaran.



2.3  Pengertian Kebijakan Link and Match dan Muatan Lokal.
2.3.1      Konsep Link and Match.
Konsep Link and Match dalam dunia pendidikan adalah konsep di mana dunia pendidikan dan dunia kerja berhubungan dan mampu memberikan keuntungan kedua belah pihak.
Konsep keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara dunia pendidikan dan dunia kerja yang dicetuskan mantan Mendiknas Prof. Dr. Wardiman perlu dihidupkan lagi. Konsep itu bisa menekan jumlah pengangguran lulusan perguruan tinggi yang dari hari ke hari makin bertambah. Selanjutnya Soemarsono, Ketua Dewan Pembina Politeknik dan juga dosen UI mengatakan bahwa konsep Link and Match antara lembaga pendidikan dan dunia kerja dianggap ideal. Jadi, ada keterkaitan antara pemasok tenaga kerja dengan penggunanya.
Menurut Soemarsono dengan adanya hubungan timbal balik membuat perguruan tinggi dapat menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan kerja. Menjalankan Link and Match bukanlah hal yang bukanlah hal yang sederhana. Karena itu, idealnya ada tiga komponen yang harus begerak simultan untuk menyukseskan program Link and match yaitu perguruan tinggi, dunia kerja (perusahaan) dan pemerintah.
Perguruan tinggi harus lapang dada menerima bidang keahlian  (kompetensi)  yang dibutuhkan dunia kerja sebagai materi kuliah utama. Perusahaan juga harus membuka pintu selebar-lebarnya bagi mahasiswa perguruan tinggi yang ingin magang (bekerja) di perusahaan tersebut. Sedangkan Pemerintah harus serius dan tidak semata memandang program Link and Match (keterkaitan dan kesepadanan)  sebagai proyek belaka.
      Pendekatan dalam mewujudkan Link and Match.
1.    Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial adalah pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat yang mana pendekatan ini menitikberatkan pada tujuan pendidikan dan pemerataan kesempatan dalam mendapatkan pendidikan. Pendekatan ini menyediakan lembaga-lembaga dan fasilitas demi memenuhi kebutuhan tekanan-tekanan untuk memasukan sekolah serta memungkinkan pemberian kesempatan kepada muri dan orang tua secara bebas.
2.    Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan ketenagakerjaan merupakan pendekatan yang mengutamakan kepada keterkaitan lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai sektor pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai adalah bahwa pendidikan itu diperlukan untuk membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik sehingga tingkat kehidupannya dapat diperbaiki.
2.3.2      Muatan Lokal.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah. Muatan lokal tidak dapat dijadikan sebagai mata pelajaran yang bersifat umum dan universal, mengingat bahwa setiap daerah memiliki ciri khas berbeda dan unik di setiap wilayahnya.
Substansi mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal juga dimasukkan ke dalam inovasi pendidikan karena memiliki sifat yang berbeda, unik dan tidak bisa diaplikasikan pada seluruh tempat belajar khususnya di Indonesia. Perbedaan budaya menjadi dasar utama dan akan sulit menyamakan sebuah budaya untuk diajarkan pula pada daerah lain yang belum tentu memiliki akar budaya yang sama.


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Inovasi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya.
Inovasi pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai inovasi dalam bidang pendidikan.  Pendidikan yang memiliki cara untuk berinovasi umumnya mampu memberian hasil yang maksimal dalam proses belajar mengajar, dan mampu membuat agen pendidik untuk menemukan cara baru atau discovery dengan mengandalkan fasilitas yang ada, seoptimal mungkin demi kebutuhan bersama.
Inovasi pendidikan yang banyak jenisnya juga berdasarkan pada dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya para pelaku pendidikan, sarana dan prasarana, dan jenis ilmu yang diajarkan. Ini melahirkan tekhnik atau cara yang bisa memberikan warna baru dan tentunya mampu mendorong siswa untuk menikmati proses belajar-mengajar dengan cara baru, yang tak hanya sekadar duduk dan menelan bulat-bulat apa yang disampaikan oleh guru.
Ruang lingkup inovasi pendidikan yang luas memberikan keleluasaan para pendidik untuk mengeksplorasi ragam potensial yang dimiliki untuk mewujudkan visi pendidikan, yaitu menghasilkan generasi yang aktif, mampu hidup mandiri, membentuk karakter dan siap kerja. Karena itu, luasnya potensial akan inovasi pendidikan mampu memuluskan misi para pendidik untuk menuju ke visi tersebut.
3.2 Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan.
Guru memiliki kepercayaan dari masyarakat untuk mendidik masyarakat khususnya pada usia sekolah untuk mencetak SDM yang mandiri dan handal di bidangnya. Guru memiliki peran yang besar dalam pendidikan khususnya pada inovasi pendidikan.
Guru dituntut untuk mampu membaca situasi yang ada pada peserta didiknya dan mencoba memecahkan persoalan tersebut dengan solusi yang terbaik. Materi yang susah dimengerti, waktu dan kondisi yang menghambat proses belajar mengajar, maupun faktor lainnya mampu menjadi batu sandungan sehingga memperbesar kemungkinan akan gagalnya materi yang disampaikan pada peserta didik.
Untuk itu, guru yang juga sebagai manusia, memiliki akal sehat dan ilmu secepatnya memiliki jalan keluar untuk menyampaikan materi tanpa menghabiskan waktu. Peserta didik khususnya usia sekolah tentu tidak ingin tinggal kelas ataupun tidak lulus, sedangkan waktu terus berputar dan suatu hari kelak, peserta didik akan diharuskan mengaplikasikan ilmu yang ia miliki ke pekerjaannya, dan yang paling sederhana adalah menjawab soal-soal ulangan. Karena itu, sebagai guru tentu mengamati hal ini dari berbagai hal dan harus menemukan cara secepatnya untuk mengatasi permasalahan ini.
Untuk mewujudkannya, diperlukan komunikasi yang baik dari peserta didik, guru dan pihak-pihak terkait guna menemukan solusi terbaik khususnya dalam inovasi pendidikan dan mampu memberikan hasil yang terbaik.
3.3 Kebijakan Link and Match dan Muatan Lokal serta Hubungannya dengan Inovasi Pendidikan.
Adanya Link and Match dalam dunia pendidikan diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang ditimbulkan oleh banyaknya pengangguran pasca lulus dari universitas ataupun sekolah. Mereka umumnya tidak memiliki skill yang dibutuhkan atau sebaliknya, memiliki kemampuan namun jenis pekerjaan yang cocok untuknya tidak ada di wilayahnya. Ini memicu terjadinya perpindahan penduduk khususnya urbanisasi yang berdampak pada persaingan pekerjaan dan akan ada yang menjadi korban pekerjaan, dengan menjadi pekerja serabutan atau bahkan gelandangan.
Konsep ini memungkinkan inovasi dan improvisasi pendidikan untuk disesuaikan dengan keadaan dunia kerja di sekitar tempat peserta didik menimba ilmu. Pemerintah akan mengawasi pendidikan dan menyalurkan calon-calon pekerja ini sesuai dengan apa yang diterima semasa di tempat belajar agar tidak terjadi dismatched atau ketidakserasian jenis pekerjaan dengan ilmu yang dimiliki, mencegah terjadinya waktu jeda (delay) karena penyesuaian diri individu tersebut dengan pekerjaan yang baru ia terima tersebut.
Namun, hal ini bukan berarti memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah disiplin ilmu yang dijadikan prioritas akan mengalami dominan dan jenis pekerjaan lain akan sedikit peminatnya. Namn hal ini masih bisa diminimalisir dengan keterlibatan semua pihak untuk saling menguntungkan satu sama lain.
Muatan lokal yang bersifat relatif, artinya bisa disesuaikan dengan kondisi lingkungan asal tempat didik juga dapat dimasukkan dalam inovasi pendidikan. Pengajaran akan muatan lokal khususnya dalam keterampilan tertentu dapat memberi ilmu yang bersifat rangkap, contohnya keterampilan ilmu pertanian dapat disinambungkan dengan ilmu alam lainnya, keterampilan barang-barang seni yang disangkutpautkan dengan ilmu sosial dan sebagainya.
Inovasi pendidikan dengan muatan lokal sebagai bahannya juga diperlukan untuk  menemukan cara baru terhadap era globalisasi ini. Cara penyampaian materi tentang muatan lokal khususnya budaya daerah asal dengan inovasi pendidikan diharapkan mampu memberikan peluang lebih besar pada peserta didik untuk terus melestarikan budayanya. Seperti disebutkan pada paragraf sebelumnya pula, peserta didik diharapkan mampu menjadikan budaya mereka menjadi sesuatu hal yang memiliki nilai, baik bersifat fisik ataupun nonfisik.


BAB IV
Kesimpulan
-       Inovasi adalah sebuah langkah untuk menemukan, menyempurnakan langkah ataupun hal yang sudah ada agar lebih baik lagi serta memiliki manfaat lebih ketimbang pendahulunya.
-       Jadi, inovasi pendidikan adalah langkah yang ditempuh untuk menemukan cara/tekhnik/metode/langkah yang lebih bijak untuk mewujudkan visi pendidikan yaitu membentuk karakter SDM yang mapan dan handal di bidangnya.
-       Guru memiliki peran besar terhadap pendidikan selaku agen pendidik. Karena itu, proses inovasi pendidikan harus bisa dikuasai guru untuk mewujudkan visi serta menjalankan misi pendidikan sebaik mungkin meski terhalang oleh kondisi apapun.
-       Konsep Link and Match serta muatan lokal merupakan salah satu produk akan adanya inovasi pendidikan. Keduanya akan ada jika inovasi pendidikan dijalankan serius dengan bantuan berbagai pihak, guna membentuk karakter didik yang bisa dipertanggungjawabkan.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda