Senin, 02 Maret 2015

hubungan hakekat manusia dan pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Hubungan Hakekat Manusia dan Pendidikan
a.      Hakekat Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang memilki  kemampuan intelektual dan daya nalar sehingga manusia mampu berfikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dalam kehidupan. Manusia dibedakan dalam beberapa dimensi seperti:
1.      Dimensi Individual
Pada dimensi ini manusia terwujud dari ciri – ciri yang khas yang dimiliki oleh makhluk selain manusia. Pada dimensi ini, terbagi dalam beberapa tingkatan yaitu :
-          Tingkat organik,ialah tingkat dimana individu hanya tumbuh dalam wujud yang hanya memperlihatkan adanya pertanda hidup. Pada tingkat ini, posisi individu masih dalam ketidak-berdayaan. Disini harus diakui bahwa individu manusia berasal dari sesuatu yang remeh, tetapi mengandung potensi hidup.
-          Tingkat  vegetatif,ialah tingkat dimana adanya pertanda hidup yang lebih jelas,seperti adanya peristiwa pernapasan, metabolism, dan gerak-gerak terbatas.
-          Tingkat animal, ialah tingkat dimana individu memiliki naluri dan nafsu. Individu memiliki nalura berkembang biak dan mempertahankan diri, memiliki nafsu makan-minum, nafsu tertarik dengan lawan jenis, serta nafsu yang lain sebagaimana yang dimiliki binatang
-          Tingkat human, ialah tingkat dimana individu telah mampu mempresentasikan dirinya sebagai manusia. Disini akal dan pikiran telah berfungsi untuk mengarahkan perilakunya, individu mulai berpikir tentang dirinya dan hubungannya dengan semua fenomena kehidupan di dunia. Pada tingkat inilah individu sadar dirinya sebagai subyek sekaligus obyek.
-          Tingkat religious, pada tingkat ini kata hati berperan dalam mewarnai keseluruhan perilakunya. Individu mampu melihat, memahami, dan menerapka norma – norma tertinggi dalam kehidupan melalui kesadaran yang disebut hati nurani. Tingkatan ini hanya mungkin dicapai oleh individu manusia, bukan oleh makhluk lain.





2.      Dimensi Sosial
Pada dimensi ini manusia adalah makhluk yang harus hidup bermasyarakat
untuk kelangsungan hidupnya, baik yang menyangkut pengembangan pikiran, perasaan, dan tindakannya serta agar dapat mengembangkan sifat – sifat kemanusiaan dalam lingkungan manusia. Belum ada manusia yang diasingkan secara total, dan mutlak dari kehidupan masyarakat. Jika terpaksa terjadi isolasi biasanya hanya bersifat sementara.
            Interaksi dan interelasi antar manusia tumbuh sebagai suatu keharusan oleh karena kondisi kemanusiaannya, seperti kebutuhan biologis dan psikologis. Kondisi manusia tersebut menuntut adanya kerja sama dengan manusia lain. Kodrat manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial, menyebabkan timbulnya bentuk – bentuk organisasi sosial yang saling member manfaat atas dasar tingkah laku fisik, bersifat otomatis dan merupakan komunikasi sosial. Organisasi ini dimaksudkan sebagai sistem sosial yang berhubungan dengan status, norma, kelompok dan kelembagaan.
            Secara abstrak, status sosial merupakan posisi dalam pola tertentu, dimana setiap individu memegang peranan penting dalam system sosial, karena kestabilan relasi sosial disebabkan adanya pengaturan dari norma – norma tertentu. Norma disini adalah ukuran yang mengatur tingkah laku manusia dalam interaksi sosial.

3.      Dimensi Kesusilaan
Pada dimensi ini manusia dinilai oleh manusia lain oleh tindakannya. Mungkin tindakan     dinilai sebagai sehat atau kurang sehat, indah atau kurang indah. Mungkin juga manusia dinilai baik atau buruk, dinilai bersusila atau asusila.
Manusia merasa bahwa didalam jiwanya ada suatu kekuatan yang memperingatkan perbuatan buruk dan usaha untuk mencegah dari perbuatan itu. Bila ia berbuat buruk maka tidak tenang hidupnya karena dipenuhi perasaan bersalah.
Manusia pada umumnya mengetahui ada baik dan ada buruk. Ini disebut kesadaran kesusilaan. Akan tetapi, kesadaran ini tidak setiap saat selalu ada pada manusia. Dengan kata lain, hal ini belum dimiliki ketika manusia masih kecil. Memang manusia pada saat baru dilahirkan telah memiliki daya – daya sebagai sekumpulan potensi, tetapi belum dapat dipergunakan. Sebagai contoh: daya mengeluarkan ungkapan melalui kata, daya mengambil keputusan, dan daya untuk mengetahui yang sebenarnya. Ini semua memerlukan kesadaran dan pengetahuan. Jadi, daya –daya yang telah ada sejak kecil itu baru bisa muncul dan berkembang apabila ada pertolongan dari orang lain. Perkembangannya memerlukan pendidikan, teladan dan bimbingan. Dalam perkembangannya, kesadaran etika akan berfungsi untuk memberi putusan terhadap baik buruknya suatu tindakan dimensi keagamaan.


4.      Dimensi Keagamaan
Pada dimensi ini menyangkut masalah keagamaan yang merupakan dimensi yang cukup sulit penjelasannya lantaran banyaknya agama didunia. Untuk menjaga netralitas agar tidak bersinggungan dengan bentuk – bentuk kepercayaan dan iman pemeluk agama tertentu, maka pembahasan dimensi keagamaan didasarkan pada hubungan manusia sebagai pribadi dengan tuhannya dari perspektif universal.
Agama akan menunjukkan kepada suatu hubungan antara manusia sebagai makhluk yang diciptakan tuhan dengan tuhan sebagai khaliknya. Tokoh filsafat yang banyak membicarakan dimensi keagamaan ialah Thomas Aquinas ia katakana bahwa, adanya manusia karena diadakan, dan adanya tuhan ialah ada sendiri.
Keberadaan tuhan tidak bisa dibuktikan dengan akal tetapi dengan iman. Pada umumnya manusia mencari dan menekankan pentingnya keselamatan batin dan keselamatan manusia di akhirat. Agama disini menckup kepercayaan tentang nilai dan tujuan akhir kehidupan di dunia. Wajar jika rumusan tentang tujuan kegiatan pendidikan diserasikan dengan kepercayaan atau agama yang dianut individu atau kelompok.
Dari agama manusia mengambil nilai, mendapat arah dan segala dasar yang pokok. Agama dipercaya sebagai faktor pendukung yang baik dalam perkembangan individu manusia atau masyarakat manusia yang sehat. Pada dimensi ini juga menjamin kehidupan yang bahagia dan kemajuan yang seimbang antara kebutuhan jasmani dan rohani menuju kesempurnaan. Yang secara naluri manusia selalu rindu dibimbing oleh penciptanya menuju kesempurnaan hidup, dan itulah dasar keagamaan yang tidak bisa diingkari.







a.      Hakekat Pendidikan
      Pembahasan hakekat pendidikan adalah upaya untuk memahami secara utuh  makna pendidikan. Di dalamnya mencakup pembahasan seperti :
Ø  Definisi Pendidikan
Dalam kehidupan sehari-hari sering  didengar istilah pendidikan. Perngertiantersebut sebagan ada yang mendekati pengertian pendidikan yang sebernarnya, dan sebagian yang lain melihat pendidikan hanya dari satu atau sebagian sisi saja.
Beberapa istilah yang hampir sama artinya dengan perngertian pendidikan ialah:
-          Mengajar merupakan pemberian ilmu pengetahuan yang berguna bagi perkembanga potensi kemampuan berfikir anak dalam segi kognitif mendapat penekanan di bandingkan segi-segi potensi yang lain,contohnya  mengajar matematika, mengajar IPA. Oleh karena itu,mengacu pada istilah “mengajar” maka guru lebih dominan memberikan stimulasi terhadap kemampuan kognitif peserta didik. Walaupun tidak di ingkari, bahwa dalam proses tersebut juga ada segi-segi mendidiknya, seperti mmbangkitkan kemauan belajar dan sebagainya
-          Membina merupakan kegiatan untuk membimbing seeseorang dalam perkembangan hidupnya. Dalam kegiatan ini, di tekankan pada nilai efektif sehingga hasil pembinaannya di lihat dari perubahan sikap yang di bina. Proses pembinaan dapatdi lakukan lewat penataran-penataran, kegiatan ekstrakurikuler seperti pramuka dan sejenisnya.Di sini lebih menekankan pada nilai efektif.
-          Melatih merupakan kegiatan atau usaha memperoleh keterampilan yang lebih menekankan pada nilai psikomotorik. Untuk kegiatan melatih di perlukan pelaksanaan yang terus menerus sehigga dapat diperoleh keterampilan tertentu
-          Memelihara merupakan suatu usaha menjaga,melindungi dan mendapatkan pengetahuan agar mampu menjadi lebih baik.
-          Mengurus peserta didik merupakan suatu perlindungan pada peserta didik agar mampu menjalankan hidupnya seperti yang di harapkan.
Menurut berbagai definisi di atas, dapat di pahami dan di mengerti bahwa pendidikan tidak hanya terbatas pada perngertian tersebut. Pendidikan merupakan kegiatan dinamis, sistematis, ada yang formal dan ada yang non formal dalam kehidupan setap individu yang mempengaruhi perkembangan fisiknya, mentalnya, sosialnya, emosinya dan etikanya. Dengan kata lain, pendidikan merupakan suatu kegiatan yang mempengaruhi seluruh aspek kepribadian dan kehidupan individu. Yang bertujuan untuk mencapai kepribadian secara terpadu antara nilai kognitif, efektif, dan psikomotorik.
Pengertian pendidikan secara Harfiah, kata pendidikan berasal dari bahasa Latin, yakni E dan ducare. E = keluar, ducare = memimpin. Dengan demikian, educare berarti membimbing untuk mengeluarkan kemampuan atau potensi yang tersimpan dalam setiap individu anak. Dalam bahasa Inggris, pendidikan di sebut Education.
Dari pengertian- pengertian pendidikan di atas dapat diambil pokok pikiran, bahwa pendidikan harus mempunyai tujuan apa yang harus di capai oleh individu untuk lebih mengembangkan kemampuannya dan dapat mengembangkan dirinya.
Ø  Unsur-Unsur Pendidikan :
            Terdapat 5 unsur pokok di dalam pendidikan yakni:
1.      Anak didik
2.      Pendidik
3.      Tujuan Pendidikan
4.      Lingkungan Pendidikan
5.      Media Pendidikan
Satu per satu unsur tersebut akan diuraikan secara berikut ini:
ü  Anak didik
Sejak bertemunya sperma dan ovum ,terjadilah cikal bakal seorang individu, yang disebut janin. Janin yang hidup dalam rahim ibu mengalami suatu proses perkembangan sehingga pada umur tertentu lahir kedunia sebagai seorang individu baru. Untuk mencapai kedewasaan, seorang anak harus mengalami proses yang di sebut proses pendidikan. Proses ini akan berlangsung dalam situasi pendidikan yang di alaminya. Dalam situasi itu,anak didik merupakan yang pasti . Anak didik sebagai orang yang belum dewasa merasa tergantung kepada pendidiknya ia menyadari bahwa kemampuannya masih sangat terbatas di bandingkan dengan kemampuan pendidiknya. Kekurangan ini mendorong untuk melakukan interaksi dengan pendidik dalam situasi pendidikan,dan  terjadi interaksi kedewasaan. Dan ketergantungan anak didik kepada pendidik bersifat sementara.
Dengan demikian anak didik dan pendidik saling melengkapi dan mengimbangi agar pelaksanaan pendidikan menjadi lebih baik dan tidak sepihak.
ü  Pendidik
Sebelum menjadi pendidik, seseorang harus sanggup menjalankan tugas pendidikan yang memenuhi beberapa persyaratan sebagai pendidik yakni:
-          Perhatian dan menyukai anak didik atau peserta didik dan pendidikan
-          Mampu  merespon peserta didik untuk belajar dan mendorong untuk berfikir.
-          Simpatik, jujur dan adil
-          Memiliki  tempramen yang tenang dan mampu mengendalikan diri serta menguasai ilmu pengetahuan secara luas.
Maka dari itu, seorang pendidik harus mampu memenuhi persyaratan tersebut. Namun, apabila seorang pendidik tidak memenuhi persyaratan tersebut dapat pula di katakan sebagai pendidik karena persyaratan tersebut tidak bisa di jadikan acuan untuk mendapatkan gelar pendidik.
ü  Tujuan Pendidikan
Setiap kegiatan apapun bentuknya pasti memiliki tujuan, sama hal nya dengan Pendidikan, yang memiliki tujuan yang hendak dicapai. Yang dimana untuk menjadi pribadi yang berpendidikan, yang memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas.
Dalam tujuan pendidikan ini, diharapkan untuk peserta didik,pendidik, dan pihak yang bersangkutan dalam dunia pendidikan ini akan menjadi lebih berkembang dari pada sebelumnya.

ü  Lingkungan Pendidikan
Didunia pendidikan ini, lingkungan pendidikan pun sangat berpengaruh pada dunia pendidikan.  Lingkungan pendidikan meliputi :
-          Segi kultural-idiologis, yang meliputi sistem nilai, cara pandang, filsafat atau agama yang dijunjung dan berkembang dalam suatu masyarkat.
-           Segi sosial-politis, yang meliputi sistem kehidupan kemasyarakatan dan ketatanegaraan.
-           Segi sosial-antropologis, meliputi sistem hubungan antara manusia, sistem kehidupan berkeluarga, dan hubungan masyarakat manusia dengan alamnya.
-          Segi sosial-ekonomis, yang meliputi sistem tata kehidupan ekonomi , standart kehidupan, struktur kelas dalam ekonomi dan sistem perdagangan.

 Selain yang disebutkan diatas, lingkungan pendidikan pun dapat dibagikan menjadi 2 yaitu :
-          Lingkungan yang dapat diubah, yaitu lingkungan yang diubah seperti pada kondisi geografis yang kurang kondusif dan tidak menguntungkan secara ekonomis yang dapat diubah menjadi kondisi yang dengan lingkungan lebih nyaman,aman, dan kondisi lingkungan yang makmur serta kondisi ekonomis yang lebih menguntungkan kepada semua pihak.
-          Lingkungan yang tidak dapat diubah, yaitu lingkungan yang tidak dapat diubah seperti pada kondisi alam dan cuaca. Contohnya pada suatu daerah yang bercuaca mendung,atau daerah yang disekitar gunung berapi. Semua itu berpengaruh dalam melaksanakan proses pendidikan, yakni pembentukan disiplin pribadi anak.\
-          Lingkungan yang sengaja dibuat atau diadakan,yaitu lingkungan yang memang sengaja dibuat atau diadakan untuk mencapai tujuan dalam pendidikan tersebut menjadi lebih baik lagi. Contohnya. Dengan adanya sekolah-sekolah yang disertai dengan perlengkapannya, media komunikasi yang semakin canggih, dan tayangan acara-acara di televisi yang bersifat edukatif, dan berbagai informasi yang bisa diperoleh melalui media cetak maupun media elektronik.
ü  Media Pendidikan
Media pendidikan yang utama adalah percakapan antara pendidik dengan anak didik, atau situasi perbuatan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik. Media pendidikan tidak hanya melalui peralatan atau alat peraga, tetapi bisa menggunakan berbagai contoh kehidupan sehari-sehari.
Contohnya, melalui alat komunikasi yang canggih, media internet yang luas, media cetak, atau media elektronik, dan contoh tindakan atau perilaku yang dapat ditularkan kepada seseorang. Seperti hal nya pemberian hadiah, yang merupakan alat efektif untuk mencapai tujuan pendidikan. Yang dimaksudkan untuk sebagai ungkapan yang mendukung dari pendidik terhadap tindakan anak didik. Hadiah disini bukan hanya berupa barang, atau benda. Tetapi dapat berupa kalimat, seperti “Bagus”, “Sangat Bagus”, “Pertahankan Prestasimu”, “Tunjukkan Prestasimu” . Dari kata-kata tersebut memiliki arti yang sangat mendalam terhadap motivasi dan kepercayaan diri. Contoh lain, seperti pemberian hukuman, yaitu merupakan ganjaran yang dimana sengaja atau tidak sengaja, sadar atau tidak sadar yang melanggar aturan. Tujuan ini bertujuan untuk mengembalikan anak ke dasar moral, mengenalkan anak didik ke norma dan nilai kesusilaan dalam dirinya. Itu dilakukan tidak boleh atas dasar dendam atau benci kepada seseorang tersebut, tetapi harus atas dasar jalinan rasa saying dan tanggung jawab, dan dilakukan dengan catatan hanya untuk merubah peserta menjadi lebih baik dan tidak melakukan kesalahan lagi.
Dengan demikian, unsur-unsur pendidikan pun sangat berpengaruh pada dunia pendidikan




b.      Hubungan Hakekat Manusia  dengan Pendidikan
Manusia adalah makhluk ciptaan tuhan yang paling sempurna yang memilki kemampuan intelektual dan daya nalar sehingga manusia mampu berfikir, berbuat, dan bertindak untuk membuat perubahan dalam kehidupan.
Menurut Sofokles seorang dramawan Yunani pada abad ke – 5 SM menyatakan bahwa banyak  keajaiban di dunia ini, tetapi tidak ada yang lebih ajaib daripada manusia. Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk berperilaku, maka semua tingkah laku manusia itu mengandung maksud. Dan  sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu  berkaitan dengan orang lain. serta sebagai  makhluk alamiah, yang  mempunyai kebutuhan – kebutuhan tertentu. Ia membutuhkan makanan dan minuman agar badannya  tetap segar dan sehat, ia membutuhkan hiburan agar kehidupan  menjadi menarik dan tidak  membosankan, ia juga butuh belajar untuk menambah pengetahuan,  pemahaman dan wawasannya agar dapat  menaikkan taraf kehidupannya menjadi lebih baik.
      Kehidupan manusia harus disertai dengan pendidikan agar kehidupannya dapat terarah dan menjadi lebih baik. Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan. Tanpa pendidikan manusia akan buta dalam segala hal. Karena manfaat dalam pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang dapat berpengaruh kepada kehidupan manusia tersebut. Contoh:
1.      Dengan ilmu pengetahuan tersebut, kita dapat mengetahui berbagai macam pembelajaran seperti mengenal angka, alphabet dan lain lain.
2.      Dengan ilmu pengetahuan kita dapat membantu, berinteraksi, dan berkomunikasi secara baik dengan orang lain.
3.      Dengan ilmu pengetahuan kita dapat menuangkan bakat serta keterampilan manusia dalam berbagai bidang.
4.      Dengan ilmu pengetahuan kita menjadi tahu sesuatu dari yang sebelumnya tidak tahu.
5.      Dengan ilmu pengetahuan kita dapat menambah wawasan dan mendapatkan informasi.
6.      Dengan ilmu pengetahuan Kehidupan manusia pun menjadi lebih dinamis dan berwarna.
7.      Membentuk kemampuan untuk memahami dan memecahkan persoalan yang aktual dalam
masyarakat.
8.      Menjadikan manusia yang terdidik, yang disiplin dan terarah.ssss
Tentunya masih banyak lagi manfaat dari ilmu pengetahuan yang kita dapatkan dengan siapapun, dimanapun, dan kapanpun.



B.     Hubungan Hakekat Manusia dan Hak Asasi Manusia dengan Harkat dan Martabat Manusia
a.      Pengertian Hak Asasi Manusia
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia,sesuai dengan kodratnya. HAM meliputi hak hidup,hak kemerdekaan atau kebebasan,hak milik dan hak-hak dasar lain yang melekat pada diri pribadi manusia dan tidak dapat diganggu gugat oleh orang lain. HAM hakekatnya semata-mata bukan dari manusia sendiri tetapi dari Tuhan Yang Maha Esa. Sebagaimana tercantum di dalam Pembukaan Hak Aasi Manusia menurut Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1988, bahwa HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara kodrat,universal,dan abadi sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
b.      Pengertian Harkat dan Martabat Manusia
Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa,yang dibekali daya cipta,rasa,dan karsa serta hak-hak dan kewajiban asasi manusia, sedangkan pengertian martabat adalah tingkatan harkat manusia dan kedudukan yang terhormat.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa setiap orang harus mengakui serta menghormati akan adanya hak-hak, derajat dan martabat manusia. Sikap ini harus ditumbuhkan dan dipelihara baik dalam lingkungan keluarga,sekolah,maupun di lingkungan masyarakat, karena manusia adalah makhluk sosial.
Harkat dan Martabat Manusia membedakan manusia dari makhluk-makhluk lainnya di seluruh alam semesta, dimana Harkat dan Martabat Manusia (HMM) yang mengandung butir-butir bahwa manusia adalah: a) makhluk yang terindah dalam bentuk dan pencitraannya; b) makhluk yang tertinggi derajatnya; c) makhluk yang beriman dan bertaqwa kepada Tuahn Yang Maha Kuasa; d) khalifah dimuka bumi; dan e) pemilik Hak-hak Asasi Manusia (HAM).




c.       Hubungan Hakekat Manusia dan Hak Asasi Manusia dengan Harkat dan Martabat Manusia
Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa yang sempurna yang telah di anugerahi hak dasar yaitu Hak Asasi Manusia, untuk dapat mengembangkan diri pribadi, peranan dan berperan penting  bagi kesejahteraan hidup manusia serta untuk menjalani kehidupannya. Hak dasar ini yang mengatur tata kehidupan manusia, sehingga dalam menjalankan aktifitas kehidupannya akan berjalan selaras dengan norma – norma masyarakat yang  telah ditetapkan. Aturan tersebut antara lain adalah kebebasan dalam menjalankan dan menentukan nasib di dalam kehidupan. Manusia juga memiliki kebebasan dalam menjalankan  perintah,dan dalam menentukan nasib nya sendiri.
Jadi,dapat disimpulkan bahwa setiap orang harus mengakui serta menghormati akan adanya hak-hak, derajat dan martabat manusia. Sikap ini harus ditumbuhkan dan dipelihara baik dalam lingkungan keluarga,sekolah,maupun di lingkungan masyarakat, karena manusia adalah makhluk sosial.




0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda