Senin, 02 Maret 2015

karakteristik anak usia sd


PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
KARAKTERISTIK ANAK USIA SD
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 5
NAMA                                                                                                            NIM
 DEBBY VERONIKA EDISON                                                                  1405085087
FLORENCE                                                                                                   1405085083
NATALIA LOLO PATANDEAN                                                                1405085086
NISRINA                                                                                                       1405085104

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
                                                                          2014                                    
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat  Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunianya yang senantiasa  dilimpahkan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Manusia selalu mengalami proses perkembangan yang cukup panjang. Perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan  pengalaman. Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka  jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Anak pada usia sekolah dasar mengalami perkembangan kongkrit dimana dalam proses berpikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia yang bersifat faktual atau nyata. Sedangkan perkembangan Psikososial anak usia sekolah dasar masih berpijak pada prinsip yang sama dimana mereka tidak dapat dipisahkan dari hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan.  Makalah ini mencoba mengkaji tentang karakteristik anak usia SD dalam perkembangannya yang meliputi sosial, moral dan sikap.

Akhir kata, penulis mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Samarinda, 20 februari 2015


Penulis



DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………..……2
Daftar isi……………………………………………………………………………………3
Bab I pendahuluan………………………………………..………………………..……….4
A.    Latar belakang…………………………………….………………………………..4
B.     Rumusan masalah……………………………………………………………..……4
Bab II pembahasan………………………………………………………………………....5
A.    Pengertian karakteristik siswa………………………………………………..…….5
B.     Bentuk- bentuk  karakteristik siswa SD……………………………………………5
C.     Pengertian perkembangan …………………………………………………………7
D.    ciri-  ciri umum perkembangan………………………………………………….....7
E.     pengertian  perkembangan sosial, moral dan sikap……………………………..….8
F.      Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial,  moral dan sikap……………...9
G.    Strategi pengembangan sikap dan perilaku siswa yang  bermoral……..……….….10
Bab III penutup………………………………………………………….…………….…...13
A.    Kesimpulan………………………………………………………………..….…….13
B.     Saran………………………………………………………………………………..13
Daftar pustaka1……………………………………………………………………………..14






BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Manusia selalu mengalami proses perkembangan yang cukup panjang. Perkembagan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman.
Perkembangan manusia bahkan sudah dimulai saat masa pra-kelahiran, menuju ke masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja hingga masa dewasa.Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik.
Perkembangan anak pada usia enam sampai dua belas merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan, saling memberikan kontribusi tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.


B.     Rumusan masalah
v  Apa yang dimaksud dengan karakteristik siswa?
v  Bagaimana bentuk- bentuk karakteristik siswa SD?
v  Apa yang dimaksud dengan   perkembangan?
v  Bagaimana ciri- ciri umum perkembangan?
v  Apa yang dimaksud dengan  perkembangan sosial, moral dan sikap?
v  Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan sosial,  moral dan sikap?
v  Bagaimana strategi pengembangan sikap dan perilaku siswa yang bermoral dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?




BAB  II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Karasteristik siswa
Karakter menurut Puerwadarminta adalah watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Sedangkan  menurut IR Pedjawijatna karakter atau watak adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa pengertian tersebut dapat penulis katakan bahwa karakteristik siswa adalah merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalah kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan manusia yang tidak akan lepas dari kondrat, dan sifat , serta bentuknya yang berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda
B.     Bentuk –Bentuk karakteristik siswa SD
Adapun bentuk- bentuk karakteristik siswa SD yaitu:
  1. Senang bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih untuk kelas rendah. Guru sd seyogiyanya merancang model pembelajaran yang memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni budaya dan keterampilan



  1. Senang bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam, sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
  1. Anak senang bekerja dalam kelompok
Dari pergaulanya dengan kelompok sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi, seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompokSenang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka, ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa. Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Anak sulit memahami isi pembicaraan orang lain .


Pada pendidikan dasar yaitu sd, anak susah dalam memahami apa yang diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metodeh yang tepat misalnya dengan cara metode eksperimen agar anak dapat memahami pelajaran yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan  sedangkan dengan ceramah yang dimana  guru Cuanak biasanya ma berbicara didepan malah membuat anak tidak memahami isi dari apaa yang dibicarakan oleh gurunya.

C.     pengertian perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai: “serangkaian perubahan dalam susunan yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin-menjalin dan terarah kepada kematangan atau kedewasaan“.
Perkembangan secara khusus diartikan sebagai “perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia,” seperti halnya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kemampuan, sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan, dan sebagainya, sehingga dengan perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan sebagainya. Sehingga perkembangan anak sering kali diibaratkan dengan mekar-berkembangnya kuncup bunga yang belum ada gunanya, yang kemudian mekar membesar jadi sekuntum bunga, harum baunya, dan berwarna indah.
D.    Ciri-ciri Umum Perkembangan
Ciri- ciri umum perkembangan yaitu:
v  Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin
v  Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal
v  Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna

v  Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda
v  Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, di mana tahapan  perkembangan harus melewati tahap demi tahap

E.     Pengertian perkembangan sosial, moral dan sikap
Perkembangan sosial adalah pencapaian kematangandalam hubungan social dapat juga di katakan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok,tradisi dan norma agama.Perkembangan pada anak usia sekolah dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan selain keluarga mulai membentukikatan baru dengan teman sebaya,dan mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada sikap yang koperatif atau sosio sentries sehingga muncul minat terhadap kegiatan teman sebayanya,dan dapat menyesuaikan diri dengankelompok teman dan masyarakat di sekitarnya dan disa belajar tentang bekerja sama,saling menghormati,bertenggang rasa dan bertanggung jawab.
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain. Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral).  Tetapi dalam dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, dalam pengalamannya  berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara, teman sebaya, atau guru), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku yang buruk, yang tidak boleh dikerjakan. Perkembangan moral menurut Piaget terjadi dalam dua tahapan yang jelas. Tahap pertama disebut “tahap realisme moral” atau “moralitas oleh pembatasan”  dan tahap kedua  disebut “tahap moralitas otonomi” atau “moralitas oleh kerjasama atau hubungan timbal balik”
Pada tahap pertama, perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa penalaran atau penilaian.Mereka menganggap orang tua dan semua orang dewasa yang berwenang sebagai maha kuasa dan anak mengikuti peraturan yang diberikan oleh mereka tanpa mempertanyakankebenarannya.
Pada tahap kedua, anak menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya. Tahap ini biasanya dimulai antara usia 7 atau 8 tahun dan berlanjut hingga usia 12 tahun atau lebuh. Anak mulai mempertimbangkan keadaan tertentu yang berkaitan dengan suatu pelanggaran moral.
perkembangan sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan  diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan. Sikap seseorang terhadap sesuatu obyek umumnya dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dianut dan melatarbelakangi seseorang tersebut sebagai pengalaman hidupnya. Orang yang telah tertanam dan terkristal nilai-nilai tertentu dalam mental atau kepribadiannya, tentunya dalam menghadapi dan merespon sesuatu tersebut akan diwarnai oleh nilai-nilai yang diyakininya.
F.      Factor- factor yang mempengaruhi perkembangan sosial, moral, dan sikap
1.      Faktor keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan: (a) Status sosial ekonomi keluarga, (b) Keutuhan keluarga, dan (c) Sikap dan kebiasaan orang tua.
2.      Faktor luar lingkungan keluarga     
 Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial dan pola perilaku anak yang meliputi:
a.          Faktor teman sebaya
       Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
b.       Keragaman budaya
       Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi mental dan moral mereka.Ini terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka. Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh budaya-budaya yang berkembanga di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah prilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang negatif.
c.        Media Massa
       Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif.
Sedangkan menurut Hurlock (1978:44) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak.Pengalaman sosial awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya.

G.    Strategi Pengembangan Sikap dan Perilaku Siswa yang Bermoral dalam Kegiatan Pembelajaran di Sekolah
Secara teknis, strategi pengembangan sikap dan perilaku siswa yang bermoral dalam kegiatan pembelajaran di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif strategi secara terpadu.Strategi pertama ialah dengan mengintegrasikan konten kurikulum pembelajaran moral yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata pelajaran yang relevan, terutama mata pelajaran agama, kwarganegaraan, dan bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah). Strategi kedua ialah dengan mengintegrasikan pembelajaran moral ke dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.Strategi ketiga ialah dengan mengintegrasikan pembelajaran moral ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan.Dan strategi keempat ialah dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua peserta didik.







Berkaitan dengan implementasi strategi pengembangan moral dalam kegiatan sehari-hari, secara teknis dapat dilakukan melalui:
 a. Keteladanan
Dalam kegiatan sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di sekolah.Sebagai misal, jika guru ingin mengajarkan kesabaran kepada siswanya, maka terlebih dahulu guru harus mampu menjadi sosok yang sabar dihadapan murid-muridnya.Begitu juga ketika guru hendak mengajarkan tentang pentingnya kedisiplinan kepada murid-muridnya, maka guru tersebut harus mampu memberikan teladan terlebih dahulu sebagai guru yang disiplin dalam menjalankan tugas pekerjaannya. Tanpa keteladanan murid-murid hanya akan menganggap ajakan moral yang disampaikan sebagai sesuatu yang omong kosong belaka, yang pada akhirnya nilai-nilai moral yang diajarkan tersebut hanya akan berhenti sebagai pengetahuan saja tanpa makna.
b. Kegiatan spontan.
Kegiatan spontan yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga.Kegiatan ini biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku peserta didik yang kurang baik, seperti berkelahi dengan temannya, meminta sesuatu dengan berteriak, mencoret dinding, mengambil barang milik orang lain, berbicara kasar, dan sebagainya. Dalam setiap peristiwa yang spontan tersebut, guru dapat menanamkan nilai-nilai moral atau budi pekerti yang baik kepada para siswa, misalnya saat guru melihat dua orang siswa yang bertengkar/berkelahi di kelas karena memperebutkan sesuatu, guru dapat memasukkan nilai-nilai tentang pentingnya sikap maaf-memaafkan, saling menghormati, dan sikap saling menyayangi dalam konteks ajaran agama dan juga budaya.
c. Teguran.
Guru perlu menegur peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat
membantu mengubah tingkah laku mereka.
d. Pengkondisian lingkungan.
Suasana sekolah dikondisikan sedemikian rupa melalui penyediaan sarana fisik yang dapat menunjang tercapainya tujuan pembelajaran moral.
Contohnya ialah dengan penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai nilai-nilai moral yang mudah dibaca oleh peserta didik, dan aturan/tata tertib sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga mudah dibaca oleh setiap peserta didik.

e. Kegiatan rutin.
Kegiatan rutinitas merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah berbaris masuk ruang kelas untuk mengajarkan budaya antri, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, dan membersihkan ruang kelas tempat belajar.
Selanjutnya, untuk strategi pengintegrasian pembelajaran moral ke dalam kegiatan yang diprogramkan, dapat direncanakan oleh guru melalui berbagai kegiatan seperti:  bakti sosial, kegiatan cinta lingkungan, kunjungan sosial ke panti jompo atau yayasan yatim piatu atau yayasan anak cacat. Kegiatan ini penting dilakukan guna memberikan pengalaman langsung serta pemahaman dan penghayatan nyata atas prinsip-prinsip moral yang telah ditanamkan guru kepada peserta didik.Dengan berbagai kegiatan tersebut, diharapkan pembelajaran moral tidak hanya baerhenti pada aspek kognitif saja, melainkan juga mampu menyentuh aspek afektif, dan psikomotor peserta didik. Dalam realitasnya antara apa yang diajarkan guru kepada peserta didik di sekolah dengan apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah, sering kali kontra produktif atau terjadi benturan nilai. Untuk itu agar proses pembelajaran moral di sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif, pihak sekolah perlu membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua murid berkenaan dengan berbagai kegiatan dan program pembelajaran moral yang telah dirumuskan atau direncanakan oleh sekolah. Tujuannya ialah agar terjadi singkronisasi nilai-nilai pembelajaran moral yang di ajarkan di sekolah dengan apa yang ajarkan orang tua di rumah. Selain itu, agar pembelajaran moral di sekolah dan di rumah dapat berjalan searah, sebaiknya bila memungkinkan orang tua murid hendaknya juga dilibatkan dalam proses identifikasi kebutuhan program pembelajaran moral di sekolah. Dengan pelibatan orang tua murid dalam proses perencanaan program pembelajaran moral di sekolah, diharapkan orang tua murid tidak hanya menyerahkan proses pembelajaran moral anak-anak mereka kepada pihak sekolah, tetapi juga dapat ikut serta mengambil tanggung jawab dalam proses spembelajaran moral anak-anak mereka dikeluarga.


BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan
Manusia selalu mengalami proses perkembangan yang cukup panjang. Perkemban gan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan manusia bahkan sudah dimulai saat masa pra-kelahiran, menuju ke masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja hingga masa dewasa. Perkembangan yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik.Adapun bentuk- bentuk karakteristik siswa SD yaitu:Senang bermain, Senang bergerak, Anak senang bekerja dalam kelompok, Senang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara langsung, dan sulit memahami pembicaraan orang lain.Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, moral, dan sikap anak usia sekolah dasar diantaranya antara lain, Faktor keluarga, factor lingkungan luar keluarga, factor teman sebaya, keragaman budaya, media massa,


B.     Saran
Sebagai calon guru hendaknya kita tahu dan memahami siapa sebenarnya anak didik kita, agar nantinya dalam kegiatan belajar tidak terjadi salah arah. Hendaknya kita bisa menjadi panutan yang baik untuk anak-anak didik kita,karena segala tingkah laku kita akan mudah sekali ditiru oleh peserta didik kita. Dengan materi yang disajikan dalam makalah ini diharapkan  dapat menjadikan referensi untuk bekal kelak dalam mengetahui dan memahami perkembangan peserta didik.







DAFTAR PUSTAKA
Izzaty,  Rita Eka, dkk.2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
http://pembelajaranguru.wordpress.com

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda