karakteristik anak usia sd
PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK
KARAKTERISTIK ANAK USIA
SD
DISUSUN
OLEH
KELOMPOK 5
NAMA NIM
DEBBY VERONIKA EDISON 1405085087
FLORENCE 1405085083
NATALIA LOLO PATANDEAN
1405085086
NISRINA 1405085104
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN
BAHASA INGGRIS
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2014
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunianya yang senantiasa
dilimpahkan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini sehingga
makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Manusia selalu mengalami
proses perkembangan yang cukup panjang. Perkembangan berarti serangkaian
perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan yang terjadi pada
anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat fisik maupun non fisik. Anak
pada usia sekolah dasar mengalami perkembangan kongkrit dimana dalam proses
berpikirnya, mereka belum dapat dipisahkan dari dunia yang bersifat faktual
atau nyata. Sedangkan perkembangan Psikososial anak usia sekolah dasar masih
berpijak pada prinsip yang sama dimana mereka tidak dapat dipisahkan dari
hal-hal yang dapat diamati, karena mereka sudah diharapkan pada dunia pengetahuan.
Makalah ini mencoba mengkaji tentang
karakteristik anak usia SD dalam perkembangannya yang meliputi sosial, moral
dan sikap.
Akhir kata, penulis
mengakui bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, oleh
sebab itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Samarinda, 20 februari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar………………………………………………………………………..……2
Daftar isi……………………………………………………………………………………3
Bab I pendahuluan………………………………………..………………………..……….4
A.
Latar belakang…………………………………….………………………………..4
B.
Rumusan masalah……………………………………………………………..……4
Bab II pembahasan………………………………………………………………………....5
A.
Pengertian karakteristik siswa………………………………………………..…….5
B.
Bentuk- bentuk karakteristik
siswa SD……………………………………………5
C.
Pengertian perkembangan …………………………………………………………7
D.
ciri- ciri umum perkembangan………………………………………………….....7
E.
pengertian perkembangan sosial, moral dan sikap……………………………..….8
F.
Faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial, moral dan
sikap……………...9
G.
Strategi pengembangan sikap dan
perilaku siswa yang bermoral……..……….….10
Bab III penutup………………………………………………………….…………….…...13
A.
Kesimpulan………………………………………………………………..….…….13
B.
Saran………………………………………………………………………………..13
Daftar pustaka1……………………………………………………………………………..14
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Manusia selalu mengalami
proses perkembangan yang cukup panjang. Perkembagan
berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses
kematangan dan pengalaman.
Perkembangan manusia
bahkan sudah dimulai saat masa pra-kelahiran, menuju ke masa bayi, masa
kanak-kanak, masa remaja hingga masa dewasa.Perkembangan
yang terjadi pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik
bersifat fisik maupun non fisik.
Perkembangan anak pada
usia enam sampai dua belas merupakan sesuatu yang kompleks. Artinya banyak
faktor yang turut berpengaruh dan saling terjalin dalam berlangsungnya proses
perkembangan anak. Baik unsur-unsur bawaan maupun unsur-unsur pengalaman yang
diperoleh dalam berinteraksi dengan lingkungan, saling memberikan kontribusi
tertentu terhadap arah dan laju perkembangan anak tersebut.
B.
Rumusan masalah
v
Apa yang dimaksud dengan karakteristik siswa?
v
Bagaimana bentuk- bentuk
karakteristik siswa SD?
v
Apa yang dimaksud
dengan perkembangan?
v
Bagaimana ciri- ciri umum
perkembangan?
v
Apa yang dimaksud
dengan perkembangan sosial, moral dan
sikap?
v
Faktor – faktor apa saja
yang mempengaruhi perkembangan sosial,
moral dan sikap?
v
Bagaimana strategi pengembangan
sikap dan perilaku siswa yang bermoral dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian
Karasteristik siswa
Karakter menurut Puerwadarminta adalah
watak, tabiat atau sifat-sifat kejiwaan. Sedangkan menurut IR Pedjawijatna karakter atau watak
adalah seluruh aku yang ternyata dalam tindakannya (insani). Dengan beberapa
pengertian tersebut dapat penulis katakan bahwa karakteristik siswa adalah
merupakan semua watak yang nyata dan timbul dalam suatu tindakan siswa dalah
kehidupannya setiap saat. Sehingga dengan demikian, karena watak dan perbuatan
manusia yang tidak akan lepas dari kondrat, dan sifat , serta bentuknya yang
berbeda-beda, maka tidak heran jika bentuk dan karakter siswa juga berbeda-beda
B.
Bentuk –Bentuk karakteristik
siswa SD
Adapun
bentuk- bentuk karakteristik siswa SD yaitu:
- Senang
bermain
Karakteristik ini menuntut guru SD
untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang bermuatan permainan lebih – lebih
untuk kelas rendah. Guru sd seyogiyanya merancang model pembelajaran yang
memungkinkan adanya unsur permainan di dalamnya. Guru hendaknya mengembangkan
model pengajaran yang serius tapi santai. Penyusunan jadwal pelajaran hendaknya
diselang saling antara mata pelajaran serius seperti ipa, matematika, dengan
pelajaran yang mengandung unsur permainan seperti pendidikan jasmani, atau seni
budaya dan keterampilan
- Senang
bergerak
Orang dewasa dapat duduk berjam-jam,
sedangkan anak SD dapat duduk dengan tenang paling lama sekitar 30 menit. Oleh
karena itu, guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak
berpindah atau bergerak. Menyuruh anak untuk duduk rapi untuk jangka waktu yang
lama, dirasakan anak sebagai siksaan.
- Anak
senang bekerja dalam kelompok
Dari pergaulanya dengan kelompok
sebaya, anak belajar aspek-aspek yang penting dalam proses sosialisasi,
seperti: belajar memenuhi aturan-aturan kelompok, belajar setia kawan, belajar
tidak tergantung pada diterimanya dilingkungan, belajar menerimanya tanggung
jawab, belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif), mempelajarai
olah raga dan membawa implikasi bahwa guru harus merancang model pembelajaran
yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar dalam kelompok, serta belajar
keadilan dan demokrasi. Karakteristik ini membawa implikasi bahwa guru harus
merancang model pembelajaran yang memungkinkan anak untuk bekerja atau belajar
dalam kelompokSenang merasakan atau melakukan/memperagakan sesuatu secara
langsung.
Ditunjau dari teori perkembangan
kognitif, anak SD memasuki tahap operasional konkret. Dari apa yang dipelajari
di sekolah, ia belajar menghubungkan konsep-konsep baru dengan konsep-konsep
lama. Berdasar pengalaman ini, siswa membentuk konsep-konsep tentang angka,
ruang, waktu, fungsi-fungsi badan, jenis kelamin, moral, dan sebagainya. Bagi
anak SD, penjelasan guru tentang materi pelajaran akan lebih dipahami jika anak
melaksanakan sendiri, sama halnya dengan memberi contoh bagi orang dewasa.
Dengan demikian guru hendaknya merancang model pembelajaran yang memungkinkan
anak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Anak sulit memahami isi
pembicaraan orang lain .
Pada pendidikan dasar yaitu sd, anak susah dalam memahami apa yang
diberikan guru, disini guru harus dapat membuat atau menggunakan metodeh yang
tepat misalnya dengan cara metode eksperimen agar anak dapat memahami pelajaran
yang diberikan dengan menemukan sendiri inti dari pelajaran yang diberikan sedangkan dengan ceramah yang dimana guru Cuanak biasanya ma berbicara didepan
malah membuat anak tidak memahami isi dari apaa yang dibicarakan oleh gurunya.
C.
pengertian perkembangan
Perkembangan dapat diartikan sebagai: “serangkaian perubahan dalam susunan
yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin-menjalin dan terarah kepada
kematangan atau kedewasaan“.
Perkembangan secara
khusus diartikan sebagai “perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif yang menyangkut aspek-aspek mental psikologis manusia,” seperti
halnya perubahan-perubahan yang berkaitan dengan aspek pengetahuan, kemampuan,
sifat sosial, moral, keyakinan agama, kecerdasan, dan sebagainya, sehingga dengan
perkembangan tersebut si anak akan semakin bertambah banyak pengetahuan dan
kemampuannya juga semakin baik sifat sosialnya, moral, keyakinan agama dan
sebagainya. Sehingga perkembangan anak sering kali diibaratkan dengan
mekar-berkembangnya kuncup bunga yang belum ada gunanya, yang kemudian mekar
membesar jadi sekuntum bunga, harum baunya, dan berwarna indah.
D.
Ciri-ciri Umum Perkembangan
Ciri- ciri umum perkembangan
yaitu:
v
Perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang
diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan
diikuti perubahan pada fungsi alat kelamin
v
Perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum
tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah
kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal
v
Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari
kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang
sempurna
v
Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian
perkembangan yang berbeda
v
Perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap
selanjutnya, di mana tahapan perkembangan harus melewati tahap demi tahap
E.
Pengertian perkembangan sosial, moral dan sikap
Perkembangan sosial
adalah pencapaian kematangandalam hubungan social dapat juga di katakan sebagai
proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma kelompok,tradisi dan
norma agama.Perkembangan pada anak usia sekolah dasar ditandai dengan adanya
perluasan hubungan selain keluarga mulai membentukikatan baru dengan teman
sebaya,dan mulai memiliki kesanggupan menyesuaikan diri sendiri kepada sikap
yang koperatif atau sosio sentries sehingga muncul minat terhadap kegiatan
teman sebayanya,dan dapat menyesuaikan diri dengankelompok teman dan masyarakat
di sekitarnya dan disa belajar tentang bekerja sama,saling
menghormati,bertenggang rasa dan bertanggung jawab.
Perkembangan moral adalah
perkembangan yang berkaitan dengan aturan dan konvensi mengenai apa yang
seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain.
Anak-anak ketika dilahirkan tidak memiliki moral (imoral). Tetapi dalam
dirinya terdapat potensi moral yang siap untuk dikembangkan. Karena itu, dalam
pengalamannya berinteraksi dengan orang lain (dengan orang tua, saudara,
teman sebaya, atau guru), anak belajar memahami tentang perilaku mana yang
baik, yang boleh dikerjakan dan tingkah laku yang buruk, yang tidak boleh
dikerjakan. Perkembangan moral menurut Piaget terjadi dalam dua tahapan yang
jelas. Tahap pertama disebut “tahap realisme moral” atau “moralitas oleh pembatasan”
dan tahap kedua disebut “tahap moralitas otonomi” atau “moralitas oleh
kerjasama atau hubungan timbal balik”
Pada tahap pertama,
perilaku anak ditentukan oleh ketaatan otomatis terhadap peraturan tanpa
penalaran atau penilaian.Mereka menganggap orang tua dan semua orang dewasa
yang berwenang sebagai maha kuasa dan anak mengikuti peraturan yang diberikan
oleh mereka tanpa mempertanyakankebenarannya.
Pada tahap kedua, anak
menilai perilaku atas dasar tujuan yang mendasarinya. Tahap ini biasanya dimulai
antara usia 7 atau 8 tahun dan berlanjut hingga usia 12 tahun atau lebuh. Anak
mulai mempertimbangkan keadaan tertentu yang berkaitan dengan suatu pelanggaran
moral.
perkembangan sikap adalah
suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk
menyesuaikan diri dalam situasi sosial,
atau secara sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah
terkondisikan. Sikap seseorang terhadap sesuatu obyek umumnya dipengaruhi oleh
nilai-nilai yang dianut dan melatarbelakangi seseorang tersebut sebagai
pengalaman hidupnya. Orang yang telah tertanam dan terkristal nilai-nilai
tertentu dalam mental atau kepribadiannya, tentunya dalam menghadapi dan
merespon sesuatu tersebut akan diwarnai oleh nilai-nilai yang diyakininya.
F.
Factor- factor yang mempengaruhi perkembangan sosial, moral,
dan sikap
1.
Faktor keluarga
Keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan
sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak
berpengaruh terhadap perkembangan sosial anak adalah hal-hal yang berkaitan
dengan: (a) Status sosial ekonomi keluarga, (b) Keutuhan keluarga, dan
(c) Sikap dan kebiasaan orang tua.
2.
Faktor luar lingkungan
keluarga
Pengalaman sosial awal diluar rumah melengkapi
pengalaman didalam rumah dan merupakan penentu yang penting bagi sikap sosial
dan pola perilaku anak yang meliputi:
a.
Faktor teman sebaya
Makin bertambah umur, si anak makin memperoleh kesempatan lebih luas untuk
mengadakan hubungan-hubungan dengan teman-teman sebayanya, sekalipun dalam
kenyataannya perbedaan-perbedaan umur yang relatif besar tidak menjadi sebab
tidak adanya kemungkinan melakukan hubungan-hubungan dalam suasana bermain.
b.
Keragaman budaya
Bagi perkembangan anak didik keragaman budaya sangat besar pengaruhnya bagi
mental dan moral mereka.Ini terbukti dengan sikap dan prilaku anak didik selalu
dipengaruhi oleh budaya-budaya yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka.
Pada masa-masa perkembangan, seorang anak didik sangat mudah dipengaruhi oleh
budaya-budaya yang berkembanga di masyarakat, baik budaya yang membawa ke arah
prilaku yang positif maupun budaya yang akan membawa ke arah prilaku yang
negatif.
c.
Media Massa
Media massa adalah faktor lingkungan yang dapat merubah atau mempengaruhi
prilaku masyarakat melalui proses-proses. Media massa juga sangat besar
pengaruhnya bagi perkembangan seseorang, dengan adanya media massa, seorang
anak dapat mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan dengan pesat. Media
massa dapat merubah prilaku seseorang ke arah positif dan negatif.
Sedangkan
menurut Hurlock (1978:44) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi
perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak.Pengalaman
sosial awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya.
G. Strategi Pengembangan Sikap dan Perilaku Siswa yang Bermoral dalam
Kegiatan Pembelajaran di Sekolah
Secara teknis,
strategi pengembangan sikap dan perilaku siswa yang bermoral dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah setidaknya dapat ditempuh melalui empat alternatif
strategi secara terpadu.Strategi pertama ialah dengan mengintegrasikan
konten kurikulum pembelajaran moral yang telah dirumuskan ke dalam seluruh mata
pelajaran yang relevan, terutama mata pelajaran agama, kwarganegaraan, dan
bahasa (baik bahasa Indonesia maupun bahasa daerah). Strategi kedua ialah
dengan mengintegrasikan pembelajaran moral ke dalam kegiatan sehari-hari di
sekolah.Strategi ketiga ialah dengan mengintegrasikan pembelajaran moral
ke dalam kegiatan yang diprogramkan atau direncanakan.Dan strategi keempat ialah
dengan membangun komunikasi dan kerjasama antara sekolah dengan orang tua
peserta didik.
Berkaitan dengan
implementasi strategi pengembangan moral dalam kegiatan sehari-hari, secara
teknis dapat dilakukan melalui:
a. Keteladanan
Dalam kegiatan
sehari-hari guru, kepala sekolah, staf administrasi, bahkan juga pengawas harus
dapat menjadi teladan atau model yang baik bagi murid-murid di sekolah.Sebagai
misal, jika guru ingin mengajarkan kesabaran kepada siswanya, maka terlebih
dahulu guru harus mampu menjadi sosok yang sabar dihadapan
murid-muridnya.Begitu juga ketika guru hendak mengajarkan tentang pentingnya
kedisiplinan kepada murid-muridnya, maka guru tersebut harus mampu memberikan
teladan terlebih dahulu sebagai guru yang disiplin dalam menjalankan tugas
pekerjaannya. Tanpa keteladanan murid-murid hanya akan menganggap ajakan moral
yang disampaikan sebagai sesuatu yang omong kosong belaka, yang pada akhirnya
nilai-nilai moral yang diajarkan tersebut hanya akan berhenti sebagai
pengetahuan saja tanpa makna.
b. Kegiatan
spontan.
Kegiatan spontan
yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara spontan pada saat itu juga.Kegiatan ini
biasanya dilakukan pada saat guru mengetahui sikap/tingkah laku peserta didik
yang kurang baik, seperti berkelahi dengan temannya, meminta sesuatu dengan berteriak,
mencoret dinding, mengambil barang milik orang lain, berbicara kasar, dan
sebagainya. Dalam setiap peristiwa yang spontan tersebut, guru dapat menanamkan
nilai-nilai moral atau budi pekerti yang baik kepada para siswa, misalnya saat
guru melihat dua orang siswa yang bertengkar/berkelahi di kelas karena
memperebutkan sesuatu, guru dapat memasukkan nilai-nilai tentang pentingnya
sikap maaf-memaafkan, saling menghormati, dan sikap saling menyayangi dalam
konteks ajaran agama dan juga budaya.
c. Teguran.
Guru perlu menegur
peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar
mengamalkan nilai-nilai yang baik sehingga guru dapat
membantu mengubah
tingkah laku mereka.
d. Pengkondisian
lingkungan.
Suasana sekolah
dikondisikan sedemikian rupa melalui penyediaan sarana fisik yang dapat
menunjang tercapainya tujuan pembelajaran moral.
Contohnya ialah
dengan penyediaan tempat sampah, jam dinding, slogan-slogan mengenai
nilai-nilai moral yang mudah dibaca oleh peserta didik, dan aturan/tata tertib
sekolah yang ditempelkan pada tempat yang strategis sehingga mudah dibaca oleh
setiap peserta didik.
e. Kegiatan rutin.
Kegiatan rutinitas
merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus menerus dan
konsisten setiap saat. Contoh kegiatan ini adalah berbaris masuk ruang kelas
untuk mengajarkan budaya antri, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan,
mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain, dan membersihkan ruang kelas
tempat belajar.
Selanjutnya, untuk
strategi pengintegrasian pembelajaran moral ke dalam kegiatan yang
diprogramkan, dapat direncanakan oleh guru melalui berbagai kegiatan seperti: bakti sosial, kegiatan cinta lingkungan,
kunjungan sosial ke panti jompo atau yayasan yatim piatu atau yayasan anak
cacat. Kegiatan ini penting dilakukan guna memberikan pengalaman langsung serta
pemahaman dan penghayatan nyata atas prinsip-prinsip moral yang telah
ditanamkan guru kepada peserta didik.Dengan berbagai kegiatan tersebut,
diharapkan pembelajaran moral tidak hanya baerhenti pada aspek kognitif saja,
melainkan juga mampu menyentuh aspek afektif, dan psikomotor peserta didik.
Dalam realitasnya antara apa yang diajarkan guru kepada peserta didik di
sekolah dengan apa yang diajarkan oleh orang tua di rumah, sering kali kontra
produktif atau terjadi benturan nilai. Untuk itu agar proses pembelajaran moral
di sekolah dapat berjalan secara optimal dan efektif, pihak sekolah perlu
membangun komunikasi dan kerjasama dengan orang tua murid berkenaan dengan
berbagai kegiatan dan program pembelajaran moral yang telah dirumuskan atau
direncanakan oleh sekolah. Tujuannya ialah agar terjadi singkronisasi
nilai-nilai pembelajaran moral yang di ajarkan di sekolah dengan apa yang
ajarkan orang tua di rumah. Selain itu, agar pembelajaran moral di sekolah dan
di rumah dapat berjalan searah, sebaiknya bila memungkinkan orang tua murid
hendaknya juga dilibatkan dalam proses identifikasi kebutuhan program
pembelajaran moral di sekolah. Dengan pelibatan orang tua murid dalam proses
perencanaan program pembelajaran moral di sekolah, diharapkan orang tua murid
tidak hanya menyerahkan proses pembelajaran moral anak-anak mereka kepada pihak
sekolah, tetapi juga dapat ikut serta mengambil tanggung jawab dalam proses
spembelajaran moral anak-anak mereka dikeluarga.
BAB III PENUTUP
A.
Kesimpulan
Manusia selalu mengalami
proses perkembangan yang cukup panjang. Perkemban
gan berarti serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari
proses kematangan dan pengalaman. Perkembangan manusia bahkan sudah dimulai
saat masa pra-kelahiran, menuju ke masa bayi, masa kanak-kanak, masa remaja
hingga masa dewasa. Perkembangan yang terjadi
pada anak meliputi segala aspek kehidupan yang mereka jalani baik bersifat
fisik maupun non fisik.Adapun bentuk- bentuk karakteristik siswa SD yaitu:Senang bermain, Senang bergerak, Anak
senang bekerja dalam kelompok, Senang merasakan atau melakukan/memperagakan
sesuatu secara langsung, dan sulit memahami pembicaraan orang lain.Beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial, moral, dan sikap anak usia sekolah
dasar diantaranya antara lain, Faktor keluarga, factor lingkungan luar
keluarga, factor teman sebaya, keragaman budaya, media massa,
B.
Saran
Sebagai calon guru
hendaknya kita tahu dan memahami siapa sebenarnya anak didik kita, agar
nantinya dalam kegiatan belajar tidak terjadi salah arah. Hendaknya kita bisa
menjadi panutan yang baik untuk anak-anak didik kita,karena segala tingkah laku
kita akan mudah sekali ditiru oleh peserta didik kita. Dengan materi yang disajikan
dalam makalah ini diharapkan dapat
menjadikan referensi untuk bekal kelak dalam mengetahui dan memahami
perkembangan peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Izzaty, Rita Eka, dkk.2008. Perkembangan
Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press
http://pembelajaranguru.wordpress.com
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda