landasan dan asa-asas pendidikan
MAKALAH
Pengantar
Ilmu Pendidikan
LANDASAN
DAN ASAS-ASAS PENDIDIKAN
Disusun
Oleh :
Kelompok
II
Nama : NIM
:
Ø Debby Veronika E. -
1405085087
Ø Florence
Ø Natalia Lolo Patandean -
1405085086
Ø Nisrina -
1405085104
Universitas Mulawarman
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Study Pendidikan Bahasa Inggris
Angkatan 2014
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan pertolongan-Nya yang senantiasa
dilimpahkan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini, sehinga makalah ini
boleh selesai dengan baik.
Pendidikan sebagai usaha yang sadar sistematik- sistemik selalu bertolak
dari sejumlah landasan serta pengindahan sejumlah asas- asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama
terhadap perkembangan manusia dan masyarakat bangsa tertentu. Beberapa landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, dan kultural yang
memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya
landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa
depan. Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai asas dan landasan
asas pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan
penerapannya.landasan- landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural,
psikologis,legalitik, hukum, serta
ilmiah dan teknologi. Sedangkan asa yang dikaji adalah asas Tut Wuri Handayani,
belajar sepanjang hayat, dan kemandirian dalam belajar. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat dengan baik bagi para
pembaca dalam memahami asas- asas dan landasan pendidikan.
Akhir kata, penulis mengakui masih banyak kekurangan yang
terdapat dalam makalah ini, oleh sebab
itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Samarinda,
26 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………….…………………………………………..1
Daftar isi…………………………………..………………….……………………………………………………………..2
BAB I Pendahuluan……………………………………………………………………………………………………..3
Latar belakang……………………………………………………….………………………………………….………..3
Rumusan masalah……………………………………………………………………………………………………….3
Tujuan……………………….…………………………………………………………………………………….……….…3
BAB II Pembahasan…………………………………………….……………………………………………………….4
Pengertian dan tujuan pendidikan………………………..………………………………….……………..….4
Landasan pendidikan………………………………………………..……………………………..………………….4
Asas- asas pendidikan………………………………………………………………………………………………….7
Hubungan pendidikan dengan kehidupan masyarakat, berbangsa,
dan bernegara…..11
Pendidikan dalam menghadapi globalisasi…………………………………………………………….....13
BAB III Penutup ............................................................................................................19
Kesimpulan ……………………………..……………………………………………….…………………….…………19
Saran……………………………………………………………………………………………………….………..…….19
Daftar pustaka………………………………………………………………………………………………………..20
BAB
I PENDAHULUAN
1. LATAR
BELAKANG MASALAH
Kemajuan ilmu dan
teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi cepat
dan tanpa batas. Hal ini berdampak langsung pada bidang norma dan kehidupan dan
ekonomi, seperti tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan
kurang terampil, terkikisnya budaya local karena cepatnya arus informasi dan
budaya global, serta menurunnya norma- norma masyarakat kita yang bersifat pluralistic sehingga rawan
terhadap timbulnya gejolak social dan disintegrasi bangsa. Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup yaitu memberikan
keterampilan, kemahiran dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta
didik sehingga selalu mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak
pasti dan kompetitif dalam kehidupannya. Pendidikan sebagai usaha yang sadar
sistematik- sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta pengindahan
sejumlah asas- asas tertentu. Landasan dan asas tersebut sangat penting, karena
pendidikan merupakan pilar utama terhadap perkembangan manusia dan masyarakat
bangsa tertentu. Beberapa landasan pendidikan tersebut adalah landasan
filosofis, sosiologis, dan kultural, psikologis, legelitik dan hukum yang
memegang peranan penting dalam menentukan tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan
ilmiah dan teknologi akan mendorong pendidikan untuk menjemput masa depan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai asas dan landasan asas
pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya.landasan-
landasan pendidikan tersebut adalah filosofis, kultural, psikologis,legalitik,
hukum, serta ilmiah dan teknologi.
Sedangkan asas yang dikaji adalah asas Tut Wuri Handayani, belajar sepanjang
hayat, dan kemandirian dalam belajar.
2. Rumusan
Masalah
ü Apakah
yang dimaksud dengan pendidikan?
ü Apakah
tujuan dari pendidikan?
ü Apakah
yang dimaksud dengan landasan pendidikan?
ü Apa
saja macam- macam landasan pendidikan?
ü Apakah
yang dimaksud dengan asas- asas pendidikan?
ü Apa
sajakah asas- asas pokok pendidikan?
3. Tujuan
v Untuk
mengetahui pengertian dan tujuan pendidikan
v Untuk
mengetahui pengertian dan macam- macam landasan pendidikan
v Untuk mengetahui pengertian dan macam- macam asas pendidikan
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
DAN TUJUAN PENDIDIKAN
Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya
untnk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu
yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan,
pertimbangan dan kebijaksanaan.
Tujuan
pendidikan adalah manusia atau individu yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan
Yang Maha Esa, mempunyai ahklak mulia, cerdas, sehat, berkemauan,
berperasaan,dan dapat berkaria untuk memenuhi kebutuhan secara wajar, dapat
mengendaliakan hawa nafsu, bermasyarakat, berbudaya dan berkepribadian. Sehingga
implikasi dari pendidikan mampu mewujudkan atau mengembangkan segala potensi
yang ada pada diri manusia dalam berbagai konteks dimensi seperti moralitas,
keragaman, individualitas( personalitas, sosialitas, kebudayaan yng menyelurh
dan terintegrasi. Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan
B. LANDASAN-
LANDASAN PENDIDIKAN
Landasan
pendidikan secara singkat dapat dikatakan sebagai tempat bertumpu atau dasar
dalam melakukan analis kritis terhadap kaidah-kaidah dan kenyataan (fakta)
tentang kebijakan dan praktik pendidikan. Beberapa landasan pendidikan di Indonesia yaitu:
1.
Landasan
Filosofis
Landasan
filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakekat
pendidikan, yang berusaha menelaah masalah-masalah pokok dalam pendidikan,
seperti apakah pendidikan itu, mengapa pendidikan itu diperlukan, dan apa yang
seharusnya menjadi tujuan pendidikan.
ü Pancasila
sebagai landasan filosofis system pendidikan nasional
Pasal 2 UU RI NO.2 Tahun 1989 menetapakan
bahwa pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 1945, sedangkan
ketetapan MPR RI No.II/MPR/1987 tentang p4 menegaskan pula bahwa pancasila
adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia, kepribadian bangsa Indonesia, pandangan
hidup bangsa Indonesia, dan dasar Negara Indonesia.
2. Landasan Sosiologis
Pendidikan
merupakan peristiwa sosial yang berlangsung dalam latar interaksi sosial.
Dikatakan demikian, karena pendidikan tidak dapat dilepaskan dari upaya dan
proses saling pengaruh-memperngaruhi antara individu yang terlibat di dalamnya.
Ruang lingkup yang dipelajari oleh sosiologi pendidikan meliputi empat bidang
yaitu:
·
Hubungan system pendidikan dengan dengan
aspek masyarakat lain
·
Hubungan kemanusiaan
·
Pengaruh sekolah pada perilaku
anggotanya
·
Sekolah dalam komunitas yang mempelajari
pola interaksi antara sekolah dengan kelompok social lain di dalam komunitasnya
v Masyarakat
Indonesia sebagai landasan sosiologis system pendidikan nasional
Perkembangan
masyarakat Indonesia dari masa kemasa telah mempengaruhi system pendidikan
nasional. Hal tersebut sangatlah wajar, mengungat kebutuhan akan pendidkan
semakin meningkat dan komplek. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
menyesuaikan pendidikan dengan perkembangan masyarakat terutama dalam hal
menumbuhkan keBhineka tunggal ika-an baik melalui kegiatan jalur sekolah maupun
jalur pendidikan luar sekolah.
3. Landasan Kultural
pendidikan adalah bagian dari peristiwa
budaya. Hal tersebut dikarenakan pendidik dan kebudayaan mempunyai hubungan
timbal balik. Kebudayaan dapat dilestarikan dan atau dikembangkan dengan jalan
mewariskannya dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pendidikan,
baik pendidikan informal, nonformal, maupun formal (sekolah). Anggota
masyarakat berusaha melakukan perubahan- perubahan yang sesuai dengan
perkembangan zaman sehingga terbentuklah pola tingkah laku, nilai- nilai dan
norma- norma baru sesuai dengan tuntutan masyarakat. Usaha- usaha menuju pola
ini disebut transformasi kebudayaan. Lembaga social yang lazim digunakan
sebagai alat transmisi dan transformasi kebudayaan adalah lembaga pendidikan
utamnya sekolah daan keluarga.
v Kebudayaan
sebagai landasansistem pendidikan nasional
Pelestarian dan pengembangan kekayaan yang
unik disetiap daerah itu melalui upaya pendidikan sebagai wujud dari ke bhineka
tunggal ika an masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini haruslah dilaksanakan
dalam kerangka pemantapan kesaatuan dan persatuan bangsa dan Negara Indonesia
sebagai sisi ketunggalikaan
4. Landasan Psikologis
Pendidikan
selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia. Oleh sebab itu, landasan psikologis
merupakan salah satu landasan yang penting dalam bidang pendidikan. Landasan
psikologis pendidikan terutama tertuju kepada pemahaman manusia, khususnya
berkenaan dengan proses belajar manusia.Pemahaman tentang peserta didik,
terutama yang berhubungan dengan aspek
kejiwaan merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam pendidikan. Oleh karena
itu, hasil kajian dan penemuan psikologis sangat diperlukan penerapannya,
pengetahuan tentang aspek-aspek pribadi, urutan dan ciri pertumbuhan seperti
aspek dan konsep tentang cara-cara paling tepat untuk pengembangan kepribadian.
Untuk maksud tersebut, yakni pengembangan kepribadian yang merupakan tugas
pendidikan, psikologis menyediakan sejumlah informasi tentang kehidupan pribadi
manusia pada umumnya, serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi
khususnya. Hal tersebut disebabkan setiap individu memiliki bakat, minat,
kemampuan, kekuatan serta tempo dan irama perkembangan yang berbeda-beda antara
satu dengan yang lainnya adalah tidak psikologis berkaitan dengan prinsip-
prinsip belajar dan perkembangan anak.
5. Landasan Ilmiah dan Teknologi
Pendidikan
dengan ilmu pengetahuan teknologi dan seni atau IPTEK mempunyai kaitan yang
sangat erat. Hal tersebut dikarenakan IPTEK menjadi bagian utama dalam
pendidikan terutama dalam bentuk pembelajaran. Kebutuhan pendidikan yang
mendesak cenderung memaksa tenaga pndidik untuk mengadopsinya dari berbagai
bidang teknologi ke dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pendidikan yang berkaaitan erat dengan proses
penyaluran pengetahuan haruslah mendapat pengertian yang proporsional dalam
bahan ajaran. Dengan demikian pendidikan bukan hanya berperan dalam pewarisan
iptek tetapi juga ikut menyiapakn manusia yang sadar iptek dan calon pakar
iptek itu.
6. Landasan Legalistik
Pendidikan
merupakan peristiwa multi dimensi, bersangkut-paut dengan berbagai aspek
kehidupan manusia dan masyarakat. Kebijakan, penyelenggaraan dan pengembangan
pendidikan dalam masyarakat perlu disalurkan oleh titik tumpu legalistic yang
jelas dan syah. Dengan berlandaskan legalistic, kebijakan, penyelenggaraan dan
pengembangan pendidikan dapat terhindar dari berbagai benturan kebutuhan.
Setidaknya dengan landasan legalistic segala hak dan kewajiban pendidik dan
peserta didik dapat terpelihara.
7. Landasan hukum
Kata
landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.
Sementara itu kata hukum dapat di pandang sebagai aturan baku yang patut
ditaati. Aturan baku yang sudah disahkan oleh pemerintah ini, bila dilanggar
akan mendapaaatkan sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan
hukum dapat diartikan peraturan baku
sebagai tempat terpijak atau titik tolak
dalam melaksanakan kegiatan- kegiatan tertentu. Landasan hukum pendidikan di
Indonesia yaitu Undang- Undang Dasar 1945. UUD 1945 adalah hukum tertinggi di
Indonesia. Pasal- pasal yang berkaitan dengan pendidikan dalam UUD 1945 hanya 2
pasal yaitu pasal 31 dan pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan dan
yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 ayat 1 berbunyi”tiap- tiap
warga berhak mendapatkan pengajaran” dan pasal 2 ayat ini berbunyi”pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sitem pengajar. Pasal 32 pada UUD
berbunyi” pemerintah memajukan kebudayaan nasional Indonesia yang di atur
dengan undang- undang.
C. Asas-Asas Pokok Pendidikan
Indonesia
Memperlihatkan
makna kata, makna antara landasan dengan asas dapat dikatakan mempunyai makna
yang hampir bersamaan. Meskipun demikian, dengan memperhatikan Soedomo
(1989/1990) dan Tirtaraharja dan Sulo (1994), dapat dikatakan bahwa landasan
pendidikan lebih menekankan kepada kajian kritis terhadap kaidah-kaidah dan
kenyataan tentang kebijakan dan praktik pendidikan bagi upaya mengembangkan kebijakan
dan praktik kebijakan berikutnya. Sedangkan asas pendidikan merupakan tumpuan
cara berfikir yang memberikan corak terhadap pendidikan. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa asas pendidikan lebih memfokuskan perhatian kepada cara
penyelenggaraan pendidikan yang dilandasi oleh pemikiran-pemikiran tentang
bagaimana layaknya pendidikan diselenggarakan.bebrapa asas pokok pendidikan Indonesia yaitu:
v Asas Tutwuri Handayani
Asas
Tutwuri Handayani yang merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini,
bersumber dari asas Pendidikan Taman Siswa. Asas tutwuri handayani bermakna
bahwa setiap orang bSerhak mengatur dirinya sendiri dengan kepada tata tertib
kehidupan yang umum. Dalam penyelenggaraan pendidikan dengan asas tersebut
berarti bahwa kepada peserta didik diberi kesempatan untuk mandiri.
Artinya, dalam kegiatan pendidikan,
pendidik bukanlah segala-galanya, akan tetapi peserta didik diberi kesempatan
untuk mencari, mempelajari dan memecahkan masalah sendiri tanpa harus
dicampuri, diperintah bahkan dipaksa. Dengan cara yang demikian, maka kegiatan
belajar tidak berpusat kepada guru, akan tetapi berpusat kepada peserta didik
sendiri. Dapat dikatakan bahwa asas tutwuri handayani merupakan cikal bakal
dari pendekatan atau belajar siswa aktif.
v Asas Belajar Sepanjang Hayat
Pada
dasarnya manusia adalah makhluk “menjadi”, yakni makhluk yang tidak pernah
sempurna, dia selalu berkembang mengikuti perkembangan yang terjadi
dilingkungan kehidupannya. Apa yang dipelajari hari ini belum tentu sesuai dengan
tahun berikutnya. Implikasi dari konsep yang demikian ialah bahwa manusia harus
selalu belajar sepanjang hayat, sehingga dia dapat mempelajari dan menyesuaikan
diri sesuai dengan perubahan yang langsung.
v Asas Kemandirian dalam Belajar
Baik
asas tutwuri handayani maupun belajar sepanjang hayat secara langsung erat
kaitannya dengan asas kemandirian dalam belajar. Asas tutwuri handayani pada
prinsipnya bertolak dari asumsi kemampuan peserta didik untuk mandiri, termasuk
mandiri dalam belajar. Dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan mungkin
dikembangkan kemandirian dalam belajar itu dengan menghindari campur tangan
pendidik, namun selalu siap untuk membantu apabila diperlukan.
D.
Penerapan
Asas-asas Pendidikan dalam kegiatan Pembelajaran
1. Pendekatan Komunikasi oleh Guru
Dewasa
ini masih terdapat kecenderungan bahwa peserta didik masih terikat oleh
penggunaan komunikasi satu arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan
metode ceramah. Dalam komunikasi yang demikian, pendidik menempatkan dirinya
dalam kehidupan yang lebih tinggi dari perserta didik.
2. Masalah Tujuan Belajar
Sebagaimana
dikemukakan pada bagian terdahulu, kemajuan ilmu dan teknologi yang amat pesat
menuntut orang untuk belajar terus-menerus sepanjang hayatnya. Sehubungan
dengan hal itu, tujuan belajar yang learning
to know and learning to do saja
ternyata belum cukup. Oleh karena kemajuan teknologi, terutama kemajuan
tranportasi dan komunikasi, membuat dunia semakin sempit, sehingga intensitas
interaksi antar manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, ras
dan asal-usul. Sehubungan dengan itu, tujuan belajar sudah harus diperluas
dengan menambahkan learning to life
together. Selanjutnya akibat kemajuan ilmu dan teknologi yang berimplikasi
pada perubahan lapangan pekerjaan, mengakibatkan apa yang dipelajari hari ini
belum tentu sesuai dengan tuntutan lapangan kerja yang berubah pada beberapa
tahun berikutnya. Untuk itu tujuan kegiatan pembelajaran perlu diperluas.
E.
Pendidikan
dan Pembangunan Nasional
v Konsep Pembangunan sebagai Usaha
perubahan yang Terencana
Banyak
muncul pemahaman bahwa pembangunan sering diasosiasikan dengan pembangunan
ekonomi industri, sehingga bermunculan bangunan berupa pabrik-pabrik,
jalan-jalan, jembatan serta alat transportasi, komunikasi dan lain-lain.
Sedangkan pembangunan manusianya sebagai perencana, pengelola dan pemakai hasil
pembangunan tersebut hampir terabaikan bahkan tidak menjadi salah satu sasaran
pembicaraan secara langsung sehingga pembangunan material yang dilaksanakan
tidak sedikit menjadi sia-sia.
Dinyatakan
dalam GBHN, hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia dan
masyarakat Indonesia, yang dilakukan secara berkelanjutan berlandaskan
kemampuan nasional dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
memperhatikan tantangan perkembangan global.
v Peranan Manusia dalam Pembangunan
Pada
saat pakar dan pemikir pembangunan membahas tentang unsur yang paling
menentukan berhasilnya pembangunan muncul pendapat yang bervariasi, ada yang
menyatakan harus tersedianya sumber daya alam, namun kenyataannya menunjukkan
negara yang tidak memiliki sumber daya tetap mengalami kemajuan. Tetapi
sesungguhnya manusia tersebutlah yang dapat memajukan negaranya sendiri.
v Peranan Pendidikan dalam
Pembangunan Nasional
Perubahan
Pendidikan dalam pembangunan perubahan masyarakat. Pada umumnyapendidikan
sebagai upaya maksimal dan menyeluruh yang hasilnya tidak akan segera dapat
dirasakan dan dilihat, ada proses yang panjang antara dimulainya usaha dengan
ketercapaian hasil. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri bahwa andil yang
diberikan pendidikan pada pembangunan dipandang sebagai kesatuan umum maka
pendidikan suatu komponen atau bagian dari pembangunan.
F.
Hubungan
dan Landasan dan Asas Pendidikan dengan Pembangunan Nasional
Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting agar tercapainya suatu pembangunan.
Karena seperti yang telah dibahas diatas, bahwa kemajuan suatu negara bukan
berdasarkan dari sumber daya alam yang dimiliki oleh suatu negara tersebut.
Bahkan banyak diantara negara-negara yang justru tidak mempunyai sumber daya
alam yang cukup namun negara tersebut dapat berkembang melebihi negara yang
mempunyai sumber daya alam yang cukup. Sebagai contoh, negara kita Indonesia
tercinta terkenal didunia luas bahwasanya Indonesia adalah negara yang
mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Namun pada kenyataannya pada beberapa
tahun terakhir ini Indonesia tercinta
hanya bergelar sebagai negara yang berkembang semata. Dari tahun-ketahun
Indonesia hanya bergelar itu-itu saja.
Jika
kita telisik lebih jauh, negara tetangga kita Singapura yang justru hanya
memiliki luas negara yang hanya beberapa bagian saja dari luasa negara kita
tercinta Indonesia. Perkembangan negara Singapura telah jauh melampaui negara
kita. Dengan hanya sumber daya alam yang terbatas mereka dapat mengembangkan
negaranya semaksimal mungkin.
Seperti
yang sudah dibahas pada pembahasan sebelumnya pendidikan adalah kunci dari
perbedaan tersebut. Pendidikan sangat diperlukan untuk memajukan sebuah negara.
Negara yang maju adalah negara yang memilkimjumlah Insinyur yang cukup.
Sementara yang diketahui sekarang Indonesia tidak mempunyai cukup banyak
Insinyur untuk menyokong pembangunan di negaranya sendiri. Meskipun Indonesia
mempunyai Insinyur, namun kebanyakan dari mereka bekerja untuk negara asing.
Dari
pembahasan sebelumnya juga dijelaskan bahwa, pendidikan sangat menentukan
kemajuan suatu bangsa. Begitu pentingnya pendidikan bahkan manusia yang
menggunakan teknologi dari hasil pembangunan tersebut pun haruslah memiliki
pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan.
Dari
landasan-landasan pendidikan tersebutlah pendidikan dapat terus berkembang
kearah yang positif. Terus memperbaiki kualitas dari pendidikan itu sendiri.
Landasan merupakan dasar dalam menjalankan sesuatu, begitu juga pendidikan
tersebut. Apabila landasannya sudah baik maka seharusnya pendidikan itu akan
berjalan dengan baik, berkembang sesuai dengan perkembangan saman dan dapat
diterima dinegara manapun juga.
G.
Hubungan Pendidikan dengan Kehidupan Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara
Secara umum masyarakat, berbangsa
dan bernegara adalah sekumpulan manusia yang bertempat tinggal dalam suatu
kawasan dan saling berinteraksi dengan sesama untuk mencapai tujuan. Anggota
masyarakat, berbangsa dan bernegara terdiri dari berbagai ragam pendidikan,
profesi, keahlian, suku bangsa, kebudayaan, agama maupun lapisan sosial
sehingga menjadi masyarakat, berbangsa dan bernegara yang majemuk. Secara tidak
langsung, setiap anggota masyarakat telah mengadakan kerja sama dan saling
mempengaruhi untuk memenuhi dan mencapai tujuan.
Dalam konsep pendidikan,
masyarakat diartikan sebagai sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas
diri dari yang tidak berpendidikan sampai yang berpendidikan tinggi.
Baik-buruknya kualitas masyarakat ditentukan oleh kualitas anggotanya, sehingga
semakin baik pendidikan anggotanya, semakin baik pula kualitas masyarakat,
berbangsa dan bernegara secara keseluruhan.
Ditinjau dari lingkungan
pendidikan, masyarakat berbangsa danbernegara disebut sebagai lingkungan
pendidikan nonformal yang memberikan pendidikan secara sengaja dan berencana
kepada seluruh anggotanya, tetapi tidak sistematis. Masyarakat, berbangsa dan
bernegara menerima semua anggota yang beragam untuk diarahkan menjadi anggota
yang sejalan dengan tujuan masyarakat, berbangsa dan bernegara itu sendiri yang
berorientasi pada pencapaian kesejahteraan social, jasmani-rohani, dan juga
mental-spiritual.
Pendidik di masyarakat, berbangsa
dan bernegara adalah orang dewasa yang bertanggungjawab terhadap pendewasaan
warga lainnya (baca: perangkat desa, tokoh, pejabat) melalui sosialisasi
lanjutan. Dasar pendidikannya diberikan oleh keluarga dan sekolah. Sedangkan
masyarakat, berbangsa dan bernegara melanjutkan pendidikan dalam lingkup yang lebih luas, termasuk di dalamnya
pemahaman terhadap etika dan norma masyarakat tempat peserta didik bergaul dan
berinteraksi. Melalui sosialisasi lanjutan, diharapkan peserta didik yang telah
menjadi warga dapat melaksanakan fungsinya sebagai anggota masyarakat,
berbangsa dan bernegara yang bertanggungjawab terhadap diri sendiri dan orang
banyak.
Secara fungsional dan struktural
mereka (perangkat desa, tokoh masyarakat dan pejabat) bertanggung jawab
terhadap perilaku warga di lingkungan masing-masing. Secara konsepsional
tanggung jawab pendidikan yang di bebankan kepada mereka berupa pengawasan,
penyaluran, pembinaan dan peningkatan kualitas anggota.
Pengawasan merupakan tugas untuk
mengawasi jalannya nilai sosial budaya, aturan sosial dan aturan agama.
Penyaluran merupakan tugas menyalurkan aspirasi dan keinginan masyarakat untuk
dapat hidup bahagia dan sejahtera, aman serta berintegrasi dengan kebijakan
pemerintah. Sedang maksud pembinaan
dan peningkatan kualitas adalah
membina dan peningkatan kualitas hidup adalah membina dan meningkatkan kualitas
kehidupan warga dengan mengadakan kegiatan yang dapat menunjang terwujudnya
keluarga bahagia dan sejahtera.
Untuk meningkatkan kemampuan,
bakat, minat dan kepribadian peserta didik, dibutuhkan lingkungan pendidikan
yang mendukung. Artinya, lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, berbangsa dan bernegara harus
seimbang dan harus saling bekerja sama dengan baik, sehingga tujuan pendidikan
dapat di capai secara utuh dan optimal.
Hubungan masyarakat, berbangsa
dan bernegara merupakan hubungan korelasi positif. Artinya pendidikan yang maju
dan modern pula. Sebaliknya pendidikan yang maju dan modern hanya ditemukan dan
diselenggarakan oleh masyarakat maju dan modern. Hubungan timbale balik yang
saling menentukan itu bahkan seakan-akan hubungan kausalitas. Maksudnya,
sebagai hubungan sebab-akibat, yakni karena pendidikan masyarakat menjadi maju
disatu pihak, sementara dilain pihak pendidikan maju dilaksanakan didalam dan
oleh masyarakat, berbangsa dan bernegara yang maju pula.
Hubungan masyarakat, berbangsa
dan bernegara dengan pendidikan sebagai hubungan fungsional berarti :
1. Bahwa masyarakat atau Negara
adalah subjek yang menentukan secara sadar dan mandiri cita karsa atau tujuan
dan keinginan luhur yang akan dilakukan dan dicapainya melalui kebijakan,
lembaga dan strategi tententu. Cita karsa ini bersumber dari cita dan tujuan
hidupnya itu. Inilah keyakinan hidup atau pandangan hidup suatu bangsa.
2. Bahwa pendidikan sebagai usaha,
lembaga maupun sebagai program perwujudannya secara nasional ialah system
pendidikan nasional wajar yang bersumber dan ditentukan oleh cita karsa subjek
tersebut karenanya cenderung subjektif.
H. PENDIDIKAN
DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI
Perubahan
global yang sering terjadi, telah merupakan suatu revolusi global yang melahirkan suatu gaya hidup ( a new life
style. Karakteristik gaya hidup tersebut ialah kehidupan yang dilandasi penuh
persaingan sehingga meminta masyarakat
dan organisasidi dalamnya untuk membenahi diri mengikuti perubahan- perubahan
cepat yang terjadi. Perubahan global meminta perubahan di dalam pengelolaan hidup
masyarakat dan pasti perubahan di dalam visi dan strategi pendidikan dalam
rangka mempersiapkan masyarakat Indonesia menghadapi globalisasi.
Adapun ciri- ciri
kehidupan dunia di abad 21 yaitu:
a)
Dunia tanpa batas
Dengan adanya keajuan
iptek terutama teknologi informasi maka sekat- sekat kehidupan manusia menjadi
sirna. Dunia seakan- akan menjadi satu dan menjaadi suatu tempat yang disebut
placelees society. Dengan demikian komunikasi antar manusia, suathubungan antar manusia, masyarakat, dan
bangsa menjadi transparan. Dunia yang terbuka juga menuntut suatu bentuk
masyarakat baru yaitu masyarakat terbuka, masyarakat yang demokratis.
b)
Kemajuan ilmu dan teknologi
Kemajuan ilmu dan
teknologi yang terjadi begitu pesat sehingga
dunia membentuk suatu masyarakat baru yaitu masyarakat ilmu pengetahuan
atau knowledge society. Kemajuan teknologi komunikasi telah membantu umat
manusia untuk mengenali ilmu pengetahuan dengan lebih mudah, lebih cepat dan
lebih up-to-date.
c)
Kesadaran tehadap HAM serta kewajiban
asasi manusia
Hak-
hak manusia di mana pun di dunia ini adalah sama yaitu hak untuk hidup dan hak
untuk dihidupi. Sejalan dengan itu pula, setiap manusia wajib mempunyai
tanggung jawab untuk memelihara masyarakat yang bebas dari ketakutan, bebas
dari paksaan, dan bebas untuk mewujudkan hakikat hidupnya sendiri dengan
memperhatikan kepentingan hidup bersama. Manusia tidak dapat lagi hidup secara
solitaire.
d)
Masyarakat mega kompetisi
Masyarakat yang terbuka
yang tanpa batas memungkinkan kerja sama antar masyarakat dan antar bangsa.
Suatu bangsa tidak dapat hidup terisolasi tanpa kerjasama dengan bangsa lain.
Di daalam hidup bersama yang memberikan kesempatan yang sama kepada setiap
individu, setiap kelompok, maka akan terjadi kompetisi yang sehat antar
masyarakat, antar bangsa. Kesempatan
untuk berkembang akan memungkinkan seorang atau sekelompok masyarakat atau
bangsa untuk berbuat sesuatu yang terbaik bagi dirinya,
bagi masyarakatnya, dan bagi umat manusia. Dengan kompetisi yang terbuka dan
sehat ini maka taraf hidup manusia diharapkan akan semakin meningkat.
Globalisasi tentunya membawa dampak positif
dan juga dampak negative. Dampak positif dari globalisasi adalah terbukanya
peluang dan tantangan baru. Pada dasarnya setiap manusia, mempunyai peluang
yang sama untuk menghadapi tantangan baru tersebut. Tentunya tantangan ini
dapat mengalami berbagai hambatan seperti proteksinisme, dan berbagai macam
kentingan kelompok atau bangsa.dapat pula dampak globalisasi itu memunculkan
agama baru yang disebut quasi religions dan kunsumerisme. Selanjutnya dampak
dglobalisasi dalam masyarakat yang terbuka adalah terjadinya mega kompetisi.
Dengan adanya kompetisi maka maka mengejar kualitas dan keunggulan merupakan
suatu syarat mutlak oleh karena suatu masyarakat kompetetif adalah masyarakat
yang mengejar kualitas dan yang menghargai yang unggul. Hal ini berarti
masyrakat akan memberikaana pengharagaan kepada kualitas pribadi dan keunggulan
pribadi yang dapat berprestasi. Sedangkan dampak negative dari globalisasi
adalah mengancam budaya bangsa. Budaya global akan muncul dan mematikan budaya
local. Hal ini sangat berbahaya oleh sebab hancurnya budaya local berarti
lunturnya identitas bangsa. Budaya local bukanlah suatu yang budaya yang
homogen tetapi justru budaya yang heterogen yang memunculkan identitas diri
dari bangsa- bangsa yang berbudaya. Seyogyanya globalisasi justru akan
memperkuat budaya local dan dengan
demikian mmempertahankan identitas bangsa. Bangsa yang beridentitas adalah bangsa
yang mempunyai wawasan budaya. Dan bangsa Indonesia yang beridentitas adalah
bangsa yang berwawasan budaya nusantara.
Demikianlah proses globalisasi yang
mengubah wajah dunia, wajah masyarakat dengan dimensi- dimensi baru.
Hal ini berarti manusia Indonesia haruslah
dipersiapkan untuk menghadapi globalisasi melalui pendidikan nasionalnya yaitu
perlu mempunyai visi strategis yang dapat menjawab tantangan tersebut.
Adapun visi strategis system pendidikan dan
pelatihan nasional yaitu:
v Mengidentifikasi
dan menyadari kekuatan- kekuatan global dalam jangka pendek, menengah, dan jangka
panjang agar supaya bangsa Indonesia siap untuk menghadapi dan memanfaatkan
peluang- peluang yang terbuka.
v Pembangunan
nasional dalam konteks globalisasi, dalam mana pendidikan dan pelatihan
merupakan salah satu aspeknya, haaruslah memberikan perhatian kepada kerjasama regional
dan kerja sama global.
v Penyusunan
suatu strategi pengembangan sumber daya manusia Indonesia dalam strategi pokok
menghadapi tantangan dan peluang global.
I. IMPLIKASI
PROSES GLOBALISASI DALAM MANAJEMEN SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL
Setelah
melihat proses globalisasi yang sedang dan akn dihadapi oleh masyarakat dan
bangsa Indonesia yang semakin lama semakin intens, maka pertanyaan yang muncul
yaitu bagaimana mengolah system pendidikan nassional agar
sejalan dengan dinamika global yang sedang dan akan terjadi. Tidak ada
jalan lain bahwa setiap organisasi harus berubah, harus dinamis, agar supaya
output yang dihasilkan oleh organisasi tersebut semakin lam semakin tinggi
kualitasnya. System pendidikan senagai suatu organisasi haruslah bersifat
dinamis, fleksibel, sehingga dapat menyerap perubahan- perubahan yang cepat
antara lain karena perkembangan ilmu teknologi, perubahan masyarakat menuju
kepada masyarakat yang semakin demokratis dan menghormati hak- hak asasi
manusia. Dengan memperhitungkan kendala- kendala yang akan dihadapi dalam era
globalisasi maka beberapa kebijakan reformasi manajemen pendidikan
nasional yang dapat diterapkan yaitu;
v Desentralisasi
pengelolaan pendidikan nasional
Pelaksanaan
desentralisasi system pendidikan nasional berarti memberikan keleluasaan yang
besar kepada pemerintah daerah dan hal ini sesuai pula dengan kebijakan
nasional untuk melaksanakan otonomi daerah bahkn sampai kedaerah tingkat II.
Suatu masyarakat yang trasparan adalah masyarakat dimana anggota – anggotanya
langsung berpartisipasi di dalam pembangunan masyarakatnya sendiri. Hal ini
berarti pengelolaan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
tinggi semakin lam semakin diserahkan kepada masyarakat dan pemerintah deerah.
v Pendidikan
dasar sebagai basis pengembangan sumber
daya manusia
Pendidikan dasar adalah
basis dari pembangunan manusia, oleh sebab itu merupakan suatu hal yang
mutlak apabila pengelolaanya menjadi
tanggung jawab dari masyaraakat di
daerah dan bukan menjadi tanggung jawab
birokrasi yang ada di pusat.
v Pelatihan
Program – program
pelatihan haruslah disusun dan dilaksanakan di daerah dan bukan merupakan
urusan birokrasi pusat. Berbagai kegagalan pembangunan kita dewasa ini antara
lain disebabkan terlalu banyak campur tangan pemerintah pusat di dalam
pelatihan sehingga akibatnya ialah pengangguran yang semakin lama semakin
membesar sedangkan kesempatan kerja di daerah cukup dapat menampung tenaga-
tenaga di daerah yang telah menyelesaikan pendidikan dasarnya.
v Pembinaan
sekolah menengah
Memasuki sekolah menengah haruslah
memiliki kemampuan akademis yang kuau. Hai ini berarti pula program –program
pelatihan sesudahpendidikan dasar
haruslah diperkuat dan diperbanyak serta bervariasi untuk menampung
jumlah lulusan pendidikan dasar. Pembinaan sekolah menengah umum yang selektif
berarti pula menuntut pembinaan sekolah menengah kejuruan agar supaya dapat
menghasilkan tenaga- tenaga menengah yang terampil dan juga dapat menarik
minaat para siswa lulusan pendidikan dasar untuk memasukinya.
Di
dalam perkembangan kerjasama antar bangsa- bangsa, masalah globalisasi sudah
sering dimunculkan sebagai salah satu masalah sentral bagi umat manusia.
Globalisasi memang dapat memberikan efek positif terhadap kesejahteraan
terhadap umat manusia tetapi juga dapat
juga memberikan efek yang negative. Secara moral, globalisasi merupakan bentuk
eksploitasi dari Negara yang kuat terhadap Negara yang lemah. Globalisaasi juga
dapat menciptakan ketidak seimbangan ekonomi dan merupakan suatu pemborosan
terhadap Negara dan masyaraka yang dikuasai oleh Negara- Negara maju yang
menguasai teknologi.dari segi social, merupakan suatu bentuk yang dapat
menimbulkan ketegangan- ketegangan social karena perbedaan antara yang punya
dan yang tidak punya akan semakin lebar sehingga dapat memunculkan ketegangan
social yang semakin ekslusif.
langkah-
langkah yang perlu diambil untuk menghadapi globalisasi yaitu:
a. mempersiapkan
masyarakat dan anggota masyarakatnya melalui pendidikan yang lebih baik dan dibekali dengan
kemampuan- kemampun agar mereka dapat berpartisipasi di dalam kehidupan global
Hal ini berarti bahwa pendidikan di negaraa
berkembang harus dipacu dengan sungguh- sungguh, misalnya dengan meningkatkan
investasi dana pemerintah dan masyarakat
untuk pendidikan. Sudah pada tempatnyaa apabila pendidikan menempati
prioritas paling tinggi karena menempati tempat yang paling strategis di dalam
setiap pembangunan masyarakat
b. Redefisi
pendidikan
yaitu Pengembangan capital intelektual yang
diperlukan di dalam kehidupan masyarakat era globalisasi menuntut defenisi
kembali., baik yang dimiliki oleh suatu
masyarakat dan bangsa maupun di
dalam kerja sama antar bangsa- bangsa. Dalam hal ini diperlukan peran
pendidikan tinggi yang sangat menentukan.
c. Pembinaan
kemanusiaan melalui pendidikan atau human being
Hal ini berarti bahwa
pendidikan pada akhirnya untuk mengembangkan seluruh pribadi manusia, termasuk
mempersiapkan manusia sebagai anggota masyarakatnya, warga Negara yang baik,
dan rasa persatuan.
d. Pengembangan
social capital melalui pendidikan yang menghormati nilai- nilai demokrasi
Suatu proses belajar
yang tidak menghargai akan kebebasaan berpikir kritis tidak mungkin
menghidupkan nilai- nilai demokrasi sebagai capital suatu bangsa. Rakyat harus
berpartisipasi dalam pembentukan social capital tersebut. Ikut sertanya rakyat
di dalampenyelenggaraan pendidikan dalam suatu masyarakat demokratis berarti
pula rakyat ikut membina laahirnya social capital dari suatu bangsa sehingga
masyarakat akan lebih mampu manghadappi globalisasi.
e. Pengembangan
daya saing melalui pendidikan
Daya saing di dalam suatu
masyarakat bukanah kemampuan untuk saling membunuh dan saling menyingkirkan
satu dengan yang lain tetapi di dalam rangka kerja sama yang semakin lam
semakin meningkat mutunya. Dunia globalisasi menuntut kemampuan daya saing dari
setiap individu, setiap masyarakat, bahkan setiap bangsa. oleh sebab itu
diperlukan daya saing yang tinggi untuk menghadapi dunia globalisasi
BAB III PENUTUP
i.
Kesimpulan
Dari paparan sebelumnya penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangakan potensi dirinya
untnk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan
masyarakat. Pendidikan sebagai usaha
yang sadar sistematik- sistemik selalu bertolak dari sejumlah landasan serta
pengindahan sejumlah asas- asas tertentu. Hal- hal yang dapat dilakukan dalam
menghadapi globalisasi yaitu mempersiapkan masyarakat dan anggota masyarakatnya
melalui pendidikan yang lebih baik dan
dibekali dengan kemampuan- kemampun agar mereka dapat berpartisipasi di dalam
kehidupan global, Pengembangan social capital melalui pendidikan yang
menghormati nilai- nilai demokrasi serta pengembangan daya saing.
ii.
Saran
Berdasarkan paparan sebelumnya, penulis berharap agar
setelah membaca makalah ini pembaca mampu mengendalikan diri dalam menghadapi
globalisasi sebagaimana cara yang telah penulis paparkan sebelumnya sehingga
akan tercipta masyarakat, bangsa dan Negara yang mampu menghadapi globalisasi
tanpa kehilangan budaya local serta dap menimbulkan pengaruh yang positif dari
proses globalisasi untuk kemajuan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
SURWONO, WIJI.2006. DASAR- DASAR ILMU
PENDIDIKAN.YOGYAKARTA:AR-RUZZ MEDIA.
TILAAR, H.A.R.2002.MEMBENAHI PENDIDIKAN NASIONAL.JAKARTA:PT
RINEKA CIPTA.
SYARIFHIDATE.BLOGSPOT.COM
MEDIAEDUKASIKU.BLOGSPOT.COM
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda