makalah inovasi pendidikan
Kajian Teori
2.1
Pengertian Inovasi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya.
Inovasi berasal dari bahasa inggris, innovation yang berarti pembaharuan dan perubahan. Inovasi ialah
suatu perubahan yang baru yang menuju ke arah perbaikan yang lain atau berbeda
dari yang sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan berencana (tidak secara
kebetulan saja). Inovasi pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai
inovasi dalam bidang pendidikan. Menurut Ibrahim, (1988 : 51) inovasi
pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau
diamati sebagai hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat), baik berupa hasil invensi atau discovery, yang digunakan untuk
mencapai tujuan pendidikan atau memecahkan masalah pendidikan.
Menurut Mahmud Sani (2009:160), inovasi pendidikan adalah suatu pembaharuan
dalam pendidikan baik menyangkut ide, praktek, metode atau obyek dan secara
kualitatif berbeda dari hal-hal yang ada sebelumnya dan sengaja diusahakan
untuk meningkatkan kemampuan guna mencapai tujuan pendidikan dan memecahkan
masalah pendidikan.
Sedangkan Udin S.
Sa’ud (2008, 3) berpendapat bahwa inovasi (innovation)
ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai
suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu
berupa hasil invensi maupun diskoveri.
Yang dimaksud dengan
inovasi seperti yang diungkapkan oleh Sa’ud, juga berlaku pada pendidikan.
Sedangkan pendidikan menurut UU No 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilih kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dari beberapa
pendapat tersebut, inovasi dapat diartikan sebagai segala perubahan yang baru terhadap
suatu hal, baik yang sudah maupun yang belum diketahui orang sebelumnya, yang
bertujuan untuk memperbaiki, melengkapi, ataupun mengganti hal tersebut agar
menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Dalam inovasi pendidikan, secara umum dapat diklasifikasikan menjadi dua
buah model inovasi yang baru yaitu top-down model dan bottom-up model. Namun jika dilihat lebih rinci, beberapa model akan
berbeda seperti berikut :
A.
Inovasi tipe Top
Down.
Model Top Down ini
sengaja diciptakan oleh atasan (pemerintah) sebagai usaha untuk meningkatkan
mutu pendidikan atau pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, ataupun
sebagai usaha untuk meningkatkan efisiensi dan sebagainya. Inovasi seperti ini
dilakukan dan diterapkan kepada bawahan dengan cara mengajak, menganjurkan,
bahkan memaksakan apa yang menurut pencipta itu baik.
B.
Inovasi tipe Bottom
Up.
Bisa dikatakan
sebagai kebalikan dari sistem di atas. Bawahan akan melakukan improvisasi
bahkan inovasi terhadap metode pendidikan untuk menjadi pertimbangan pada pihak
yang lebih tinggi agar dijadikan acuan yang baku.
C.
Desentralisasi
Pendidikan.
Perjalanan
pendidikan nasional yang panjang mencapai suatu masa yang demokratis kalau
tidak dapat disebut liberal, sesuai UU No. 2 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Intinya, Desentralisasi Pendidikan bertujuan untuk memberi
sekolah atau sejenisnya untuk membentuk sistem pengajarannya sendiri dengan
pengawasan lembaga yang terkait.
D.
KTSP
KTSP
yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum yang
bersifat operasional dan dilaksanakan di masing-masing tingkat satuan
pendidikan. Landasan hukum kurikulum ini yaitu Undang-undang Sikdiknas No. 20
Tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Sistem
ini biasa dilakukan di Indonesia, dibuat di masing-masing sekolah mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan (SI) untuk sekolah dasar dan menengah.
Pihak sekolah akan membentuk sistem pengajaran dengan mengikuti garis besar
atau aturan main dari pemerintah.
E.
Quantum Learning.
Bisa diartikan sebagai kiat,
petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman
dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan
dan bermanfaat. Beberapa teknik yang dikemukakan merupakan teknik meningkatkan
kemampuan diri yang sudah populer dan umum digunakan. Umumnya agen pendidik
mengembangkan teknik-teknik yang sasaran akhirnya ditujukan untuk membantu para
siswa menjadi responsif dan bergairah dalam menghadapi tantangan. Quantum
learning berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria.
Cara ini biasa ditujukan untuk
membuat suasana menjadi sangat mendukung terjadinya proses masuknya materi
begitu mudahnya oleh peserta didik. Penggunaan audiovisual, lab, belajar di luar kelas termasuk kategori ini untuk
memberi kesan berbeda daripada kelas yang umumnya selalu di dalam ruangan.
F.
Contextual
Teaching and Learning /CTL.
Menurut Jonhson dalam Sugiyanto
(2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para
siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari
dengan cara menghubungkan subyek-subyek akademik dengan konteks dalam kehidupan
keseharian mereka. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna
bagi siswa. Proses pembelajaran berlansung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa
bekerja dan mengalami, bukan mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Strategi pembelajaran lebih dipentingkan daripada hasil dalam kelas kontektual,
tugas guru adalah membantu siswa mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih
banyak berurusan dengan strategi daripada member informasi. Tugas guru
mengelolakelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan sesuatu
yang baru bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu yang baru dating dari menemukan
sendiri bukan dari apa kata guru. Begitulah peran guru di kelas yang dikelola
dengan pendekatan kontekstual.
2.2
Peran Guru dalam
Inovasi Pendidikan.
Guru adalah tenaga pendidik yang
merupakan tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan
pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat seperti
yang tercantum dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Guru juga merupakan ujung tombak di sekolah yang berhubungan secara
langsung dengan peserta didik. Oleh karena itu guru memiliki peran yang sangat
penting dalam setiap upaya peningkatan mutu pendidikan serta pelaksanaan
layanan pendidikan. Salah satu upaya untuk mencapai hal tersebut diatas adalah
dengan melakukan pengembangan inovasi pendidikan.
Guru juga merupakan ujung tombak di
sekolah yang berhubungan secara langsung dengan peserta didik. Oleh karena itu
guru memiliki peran yang sangat penting dalam setiap upaya peningkatan mutu
pendidikan serta pelaksanaan layanan pendidikan. Salah satu upaya untuk
mencapai hal tersebut diatas adalah dengan melakukan pengembangan inovasi
pendidikan. Peran-peran guru diantaranya :
a.
Menjadi sumber ilmu terdekat.
Selain sumber informasi lainnya, guru mampu menjelaskan
hal-hal yang bersifat rinci dan mendetail untuk menjelaskan hal-hal yang
mungkin luput atau tidak terlalu dimengerti oleh peserta didiknya. Diharapkan
ini mendorong para peserta didik berperan aktif dalam proses belajar-mengajar.
b.
Menjadi supervisor dalam proses pendidikan.
Menjadi pengawas diharapkan suasana pembelajaran dapat
dijalankan seoptimal mungkin dan menghasilkan hasil semaksimal mungkin. Ini
membuat guru dituntut untuk mengawasi proses pembelajaran agar selalu sesuai
dengan visi yang ingin dicapai.
c.
Menjadi partner atau kawan dalam proses belajar.
Guru juga bisa menjadi kawan dalam proses belajar dan
mengajar, dimana saat para peserta didik membutuhkan seorang kawan atau partner
untuk menyelesaikan setiap persoalan di dalam proses belajar. Ini juga membuat
peserta didik mampu melatih komunikasi secara verbal maupun nonverbal demi masa
depannya kelak.
d.
Penentu strategi belajar.
Sebagai seorang guru memang dituntut untuk menyiarkan ilmu, guru
juga dituntut mampu membaca suasana dan membandingkannya dengan fasilitas yang
ada agar mampu menemukan formula yang tepat untuk proses pembelajaran yang
efektif. Proses penyampaian ilmu yang tak biasa juga mampu menambah pengetahuan
guru itu sendiri dalam variasi tekhnik pembelajaran.
2.3
Pengertian Kebijakan Link
and Match dan Muatan Lokal.
2.3.1
Konsep Link and Match.
Konsep Link and Match dalam dunia pendidikan
adalah konsep di mana dunia pendidikan dan dunia kerja berhubungan dan mampu
memberikan keuntungan kedua belah pihak.
Konsep keterkaitan
dan kesepadanan (Link and Match)
antara dunia pendidikan dan dunia kerja yang dicetuskan mantan Mendiknas Prof.
Dr. Wardiman perlu dihidupkan lagi. Konsep itu bisa menekan jumlah pengangguran
lulusan perguruan tinggi yang dari hari ke hari makin bertambah. Selanjutnya
Soemarsono, Ketua Dewan Pembina Politeknik dan juga dosen UI mengatakan bahwa
konsep Link and Match antara lembaga
pendidikan dan dunia kerja dianggap ideal. Jadi, ada keterkaitan antara pemasok
tenaga kerja dengan penggunanya.
Menurut Soemarsono dengan adanya hubungan timbal balik
membuat perguruan tinggi dapat menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan
kerja. Menjalankan Link and Match bukanlah hal yang bukanlah hal yang
sederhana. Karena itu, idealnya ada tiga komponen yang harus begerak simultan
untuk menyukseskan program Link and match
yaitu perguruan tinggi, dunia kerja (perusahaan) dan pemerintah.
Perguruan tinggi
harus lapang dada menerima bidang keahlian
(kompetensi) yang dibutuhkan
dunia kerja sebagai materi kuliah utama. Perusahaan juga harus membuka pintu
selebar-lebarnya bagi mahasiswa perguruan tinggi yang ingin magang (bekerja) di
perusahaan tersebut. Sedangkan Pemerintah harus serius dan tidak semata
memandang program Link and Match (keterkaitan
dan kesepadanan) sebagai proyek belaka.
Pendekatan dalam mewujudkan Link
and Match.
1.
Pendekatan Sosial
Pendekatan sosial
adalah pendekatan yang didasarkan atas keperluan masyarakat yang mana
pendekatan ini menitikberatkan pada tujuan pendidikan dan pemerataan kesempatan
dalam mendapatkan pendidikan. Pendekatan ini menyediakan lembaga-lembaga dan
fasilitas demi memenuhi kebutuhan tekanan-tekanan untuk memasukan sekolah serta
memungkinkan pemberian kesempatan kepada muri dan orang tua secara bebas.
2.
Pendekatan ketenagakerjaan
Pendekatan
ketenagakerjaan merupakan pendekatan yang mengutamakan kepada keterkaitan
lulusan sistem pendidikan dengan tuntutan terhadap tenaga kerja pada berbagai
sektor pembangunan dengan tujuan yang akan dicapai adalah bahwa pendidikan itu
diperlukan untuk membantu lulusan memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik
sehingga tingkat kehidupannya dapat diperbaiki.
2.3.2
Muatan Lokal.
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah. Muatan lokal tidak dapat dijadikan sebagai mata pelajaran
yang bersifat umum dan universal, mengingat bahwa setiap daerah memiliki ciri
khas berbeda dan unik di setiap wilayahnya.
Substansi
mata pelajaran muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas
pada mata pelajaran keterampilan.
Muatan lokal juga dimasukkan ke dalam inovasi pendidikan
karena memiliki sifat yang berbeda, unik dan tidak bisa diaplikasikan pada
seluruh tempat belajar khususnya di Indonesia. Perbedaan budaya menjadi dasar
utama dan akan sulit menyamakan sebuah budaya untuk diajarkan pula pada daerah
lain yang belum tentu memiliki akar budaya yang sama.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Inovasi Pendidikan dan Ruang Lingkupnya.
Inovasi
pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai inovasi dalam bidang
pendidikan. Pendidikan yang memiliki
cara untuk berinovasi umumnya mampu memberian hasil yang maksimal dalam proses
belajar mengajar, dan mampu membuat agen pendidik untuk menemukan cara baru
atau discovery dengan mengandalkan
fasilitas yang ada, seoptimal mungkin demi kebutuhan bersama.
Inovasi
pendidikan yang banyak jenisnya juga berdasarkan pada dipengaruhi beberapa
faktor, diantaranya para pelaku pendidikan, sarana dan prasarana, dan jenis
ilmu yang diajarkan. Ini melahirkan tekhnik atau cara yang bisa memberikan
warna baru dan tentunya mampu mendorong siswa untuk menikmati proses
belajar-mengajar dengan cara baru, yang tak hanya sekadar duduk dan menelan
bulat-bulat apa yang disampaikan oleh guru.
Ruang
lingkup inovasi pendidikan yang luas memberikan keleluasaan para pendidik untuk
mengeksplorasi ragam potensial yang dimiliki untuk mewujudkan visi pendidikan,
yaitu menghasilkan generasi yang aktif, mampu hidup mandiri, membentuk karakter
dan siap kerja. Karena itu, luasnya potensial akan inovasi pendidikan mampu
memuluskan misi para pendidik untuk menuju ke visi tersebut.
3.2 Peran Guru dalam Inovasi Pendidikan.
Guru
memiliki kepercayaan dari masyarakat untuk mendidik masyarakat khususnya pada
usia sekolah untuk mencetak SDM yang mandiri dan handal di bidangnya. Guru
memiliki peran yang besar dalam pendidikan khususnya pada inovasi pendidikan.
Guru
dituntut untuk mampu membaca situasi yang ada pada peserta didiknya dan mencoba
memecahkan persoalan tersebut dengan solusi yang terbaik. Materi yang susah
dimengerti, waktu dan kondisi yang menghambat proses belajar mengajar, maupun
faktor lainnya mampu menjadi batu sandungan sehingga memperbesar kemungkinan
akan gagalnya materi yang disampaikan pada peserta didik.
Untuk
itu, guru yang juga sebagai manusia, memiliki akal sehat dan ilmu secepatnya
memiliki jalan keluar untuk menyampaikan materi tanpa menghabiskan waktu.
Peserta didik khususnya usia sekolah tentu tidak ingin tinggal kelas ataupun
tidak lulus, sedangkan waktu terus berputar dan suatu hari kelak, peserta didik
akan diharuskan mengaplikasikan ilmu yang ia miliki ke pekerjaannya, dan yang
paling sederhana adalah menjawab soal-soal ulangan. Karena itu, sebagai guru
tentu mengamati hal ini dari berbagai hal dan harus menemukan cara secepatnya
untuk mengatasi permasalahan ini.
Untuk
mewujudkannya, diperlukan komunikasi yang baik dari peserta didik, guru dan
pihak-pihak terkait guna menemukan solusi terbaik khususnya dalam inovasi
pendidikan dan mampu memberikan hasil yang terbaik.
3.3 Kebijakan Link and
Match dan Muatan Lokal serta Hubungannya dengan Inovasi Pendidikan.
Adanya Link and
Match dalam dunia pendidikan diharapkan mampu memecahkan permasalahan yang
ditimbulkan oleh banyaknya pengangguran pasca lulus dari universitas ataupun
sekolah. Mereka umumnya tidak memiliki skill
yang dibutuhkan atau sebaliknya, memiliki kemampuan namun jenis pekerjaan yang
cocok untuknya tidak ada di wilayahnya. Ini memicu terjadinya perpindahan
penduduk khususnya urbanisasi yang berdampak pada persaingan pekerjaan dan akan
ada yang menjadi korban pekerjaan, dengan menjadi pekerja serabutan atau bahkan
gelandangan.
Konsep ini memungkinkan inovasi dan improvisasi pendidikan
untuk disesuaikan dengan keadaan dunia kerja di sekitar tempat peserta didik
menimba ilmu. Pemerintah akan mengawasi pendidikan dan menyalurkan calon-calon
pekerja ini sesuai dengan apa yang diterima semasa di tempat belajar agar tidak
terjadi dismatched atau
ketidakserasian jenis pekerjaan dengan ilmu yang dimiliki, mencegah terjadinya
waktu jeda (delay) karena penyesuaian
diri individu tersebut dengan pekerjaan yang baru ia terima tersebut.
Namun, hal ini bukan berarti memiliki kelemahan.
Kelemahannya adalah disiplin ilmu yang dijadikan prioritas akan mengalami
dominan dan jenis pekerjaan lain akan sedikit peminatnya. Namn hal ini masih
bisa diminimalisir dengan keterlibatan semua pihak untuk saling menguntungkan
satu sama lain.
Muatan lokal yang bersifat relatif, artinya bisa
disesuaikan dengan kondisi lingkungan asal tempat didik juga dapat dimasukkan
dalam inovasi pendidikan. Pengajaran akan muatan lokal khususnya dalam
keterampilan tertentu dapat memberi ilmu yang bersifat rangkap, contohnya
keterampilan ilmu pertanian dapat disinambungkan dengan ilmu alam lainnya,
keterampilan barang-barang seni yang disangkutpautkan dengan ilmu sosial dan
sebagainya.
Inovasi pendidikan dengan muatan lokal sebagai bahannya
juga diperlukan untuk menemukan cara
baru terhadap era globalisasi ini. Cara penyampaian materi tentang muatan lokal
khususnya budaya daerah asal dengan inovasi pendidikan diharapkan mampu
memberikan peluang lebih besar pada peserta didik untuk terus melestarikan
budayanya. Seperti disebutkan pada paragraf sebelumnya pula, peserta didik
diharapkan mampu menjadikan budaya mereka menjadi sesuatu hal yang memiliki
nilai, baik bersifat fisik ataupun nonfisik.
BAB IV
Kesimpulan
-
Inovasi adalah sebuah langkah untuk
menemukan, menyempurnakan langkah ataupun hal yang sudah ada agar lebih baik
lagi serta memiliki manfaat lebih ketimbang pendahulunya.
-
Jadi, inovasi pendidikan adalah langkah
yang ditempuh untuk menemukan cara/tekhnik/metode/langkah yang lebih bijak
untuk mewujudkan visi pendidikan yaitu membentuk karakter SDM yang mapan dan
handal di bidangnya.
-
Guru memiliki peran besar terhadap
pendidikan selaku agen pendidik. Karena itu, proses inovasi pendidikan harus
bisa dikuasai guru untuk mewujudkan visi serta menjalankan misi pendidikan
sebaik mungkin meski terhalang oleh kondisi apapun.
-
Konsep Link and Match serta muatan lokal merupakan salah satu produk akan
adanya inovasi pendidikan. Keduanya akan ada jika inovasi pendidikan dijalankan
serius dengan bantuan berbagai pihak, guna membentuk karakter didik yang bisa
dipertanggungjawabkan.